Sukses

Cara Aneh Orang Kaya Habiskan Hartanya

Ada juga orang kaya yang tidak masuk dalam 10 besar miliarder justru senang menghambur-hamburkan uang.

Liputan6.com, Jakarta - Kita sudah sering mendengar tentang orang-orang kaya yang rendah hati dan hidup sederhana meski punya harta yang tak akan habis tujuh turunan.

Lihatlah Mark Zuckerberg yang selau memakai kaus berwarna abu-abu alias itu-itu saja, dan Warren Buffett yang tinggal di rumah yang sama selama 50 tahun. Kedua orang ini bergelar miliarder dunia alias masuk ke dalam jajaran orang paling kaya di seluruh dunia.

Meski demikian, banyak orang kaya yang tidak masuk ke dalam 10 besar miliarder dunia justru senang menghambur-hamburkan uang.

Cara mereka dalam menghabiskan uang pun tergolong aneh, boros, bahkan tidak masuk akal. Siapa saja mereka, berikut seperti dikutip dari www.cekaja.com, Sabtu (17/9/2016):

1. Jackie dan David Siegel

David Siegel, 80 tahun, merupakan miliarder pendiri Timeshare company Westgate Resorts. Sedangkan istrinya, Jackie, merupakan mantan model Amerika.

Dia dan istrinya mendapatkan popularitas setelah membintangi film dokumenter berjudul Queen Of Versailles yang dirilis tahun 2012. Dalam film dokumenter semi reality show tersebut, keduanya berupaya membangun rumah terbesar di Amerika.

Proyek rumah mewah tersebut dimulai 2004, namun sempat terhenti ketika bisnis David jatuh. Konstruksi istana seluas 90.000 kaki ini kemudian dilanjutkan dan menelan biaya antara US$ 65 juta sampai US$75 juta. Rumah mewah ini memang disebut istana karena meniru bangunan istana Versailles di Prancis.

2. Tom  Monaghan

Pemilik dan pendiri Domino’s Pizza ini bukan membangun mansion mewah atau gedung pencakar langit, tapi membangun sebuah kota. Ya, pria berusia 79 tahun ini sengaja membeli berhektar-hektar tanah di Florida, lalu mendirikan Ave Maria, sebuah kota Katolik pada 2004 lalu. Kota kecil tersebut kini telah tumbuh menjadi kota sentral religius. Pornografi dan alat kontrasepsi terlarang di sini.

Meski lebih pas disebut komunitas, Ave Maria berisi 720 rumah, gereja, universitas, sekolah, dan pasar. Kota kecil ini terus tumbuh hingga mencapai 283 rumah baru pada 2015.

2 dari 3 halaman

Keluarga Kerajaan Arab Saudi

3. Vanderbilt, Carnegie, Drexel

Ketiganya merupakan keluarga bangsawan atau terpandang pada masanya. Demi melanggengkan kedudukan keluarga, keluarga-keluarga kaya ini lalu mendirikan universitas swasta atas nama keluarga.

Hingga kini, mendirikan insitusi pendidikan masih menjadi cara untuk menunjukkan status sosial di kalangan elite.

4. Keluarga Kerajaan Saudi

Cadangan minyak yang berlimpah membuat banyak orang Timur Tengah kaya raya. Tentu saja salah satu yang paling kaya adalah keluarga kerajaan Saudi. Salah satu cara mereka menghabiskan kekayaan adalah dengan memesan istana terbang.

Ini bukan berupa karpet ajaib atau bangunan beton yang bisa terbang, melainkan sebuah pesawat Airbus A380 yang interiornya disulap semewah istana.

Semua perabotan di dalamnya berlapis emas. Sang sultan bahkan minta dibuatkan kolam renang di dalam pesawat, namun permintaan ini ditolak tegas oleh teknisi karena berbahaya.

3 dari 3 halaman

Donald Trump

5. Ambani

Seperti layaknya negara-negara berkembang, India juga mengalami ketidakmerataan pendapatan. Jurang antara si kaya dan si miskin terbentang lebar. Salah satu dari si kaya tersebut adalah Mukesh Ambani.

Miliarder asal India ini membangun rumah paling mahal di dunia dengan biaya US$ 1 miliar. Ya, bahkan lebih mahal daripada istana Versailles Jackie dan David Siegel.

Bangunan yang merupakan rumah mewah tersebut lebih mirip dengan gedung pencakar langit karena memiliki tinggi 550 kaki, luas 400.000 meter persegi, lantai parkir enam lantai, 11 lift, dan tiga helipad helikopter. Itu baru biaya untuk membangun rumah, belum lagi termasuk biaya perawatan, dan gaji pembantu.

6. Donald Trump

Bukan hanya Donald Trump, tapi banyak orang kaya termasuk di Indonesia yang menghabiskan kekayaan mereka untuk mencalonkan diri di bidang politik/pemerintahan. Saat harta sudah terpenuhi, para orang kaya ini mencoba berkuasa.

Tentu saja modal untuk mencalonkan diri di bidang politik/pemerintahan ini tidak murah.
Akibatnya ketika mereka sudah terpilih, korupsi dijadikan jalan untuk membayar politik balas budi ini.(Ahm/Ndw)

 
Â