Liputan6.com, Jakarta Pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero) siap untuk terbang perdana akhir tahun ini. Saat ini, PTDI tengah menyelesaikan proses sertifikasi beberapa komponen yang digunakan di pesawat karya anak bangsa itu.
Meski belum resmi diluncurkan, manajemen PTDI sudah memiliki perkiraan berapa harga jual pesawat ini nantinya.
Direktur Utama PTDI Budi Santoso menyebutkan harga jual pesawat N219 sekitar US$ 6 juta-7 juta atau setara dengan Rp 78 miliar-91 miliar (kurs Rp 13 ribu per dolar AS). Menurut Budi, harga ini sangat bersaing jika dibandingkan pesawat untuk sejenisnya.
"Pesawat ini dipasarkan itu antara harga US$ 6 juta-7 juta kalau sudah jadi. Tapi nanti juga tergantung konsumennya, biasanya nanti kita kasih diskon," kata Budi saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (17/9/2016).
Dengan harga tersebut, Budi menjamin sistem perawatannya sangatlah mudah. Hal ini karena engine (mesin) dan beberapa komponen yang digunakan di pesawat N219 sudah banyak digunakan di beberapa jenis pesawat yang sekarang sudah ada.
Budi menambahkan, sebagai pesawat penumpang, N219 harus mendapatkan sertifikat khusus sehingga bisa dikomersialkan. Untuk mendapatkannya, perseroan harus melakukan uji terbang selama 1-2 tahun, setelah pesawat tersebut dinyatakan layak terbang.
"Sudah banyak perusahaan yang menyatakan minatnya untuk beli pesawat ini, tapi saya tidak mau tanda tangan kontrak dulu sebelum N219 ini terbang perdana," papar Budi. (Yas/Ndw)