Liputan6.com, Jakarta Industri saat ini mengeluhkan harga gas yang tinggi. Salah satu sebab harga gas tinggi adalah biaya eksploitasi gas bumi yang juga besar.
"Yang membuat harga gas bumi mahal adalah biaya eksploitasi yang tinggi sekali di Indonesia dibanding negara lain," kata Anggota BPK Achsanul Qasasi di Jakarta, Selasa (20/9/2016).
Menurutnya, biaya eksploitasi minyak dan gas bumi (migas) yang tinggi menyebabkan ongkos produksi pun menjadi mahal. Dia menyebut biaya eksploitasi migas di Indonesia sekitar US$ 47 per barel.
Advertisement
"Padahal negara tetangga saja bisa US$ 15 per barel," katanya.
Selain biaya eksploitasi, sumur-sumur yang sudah tua, juga membuat bisnis tersebut menjadi tidak menarik. Belum lagi, menurut banyak trader-trader yang mengambil untung tinggi dari bisnis gas bumi.
"Struktur biaya eksploitasi harus dibenahi. Sehingga hulu bisa murah karena 90 persen harga gas itu ditentukan dari hulu-nya. Belum lagi masalah trader yang berbisnis di sini jadinya rantai bisnis ini tidak efisien," tuturnya.
Pemerintah menurutnya harus turun tangan mengatasi masalah gas. Harus ada insentif bagi para investor untuk tertarik di bisnis eksploitasi gas.
"SKK Migas harus berikan jaminan untuk bagaimana pebisnis tertarik di eksploitasi gas," katanya.
Harga gas juga dinilai sudah mahal dari asalnya alias dari hulu yang diproduksi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Seperti diketahui, industri dalam negeri mengeluhkan tingginya harga gas bumi yang mereka beli. Apalagi bila dibandingkan dengan harga gas di negara tetangga harganya jauh lebih mahal di Indonesia.
Â