Liputan6.com, New York - Harga emas tak banyak bergerak pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Sentral Jepang akan mengadakan pertemuan untuk menentukan kebijakan moneter.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (21/9/2016), harga emas untuk pengiriman Desember ditutup naik 40 sen ke level US$ 1.318,20 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Advertisement
Baca Juga
Pelaku pasar menunggu berita yang cukup fundamental. Investor menunggu petunjuk kebijakan moneter dari The Fed dan Bank Sentral Jepang.
The Fed memulai pertemuan selama dua hari pada Selasa dan akan mengumumkan hasil dari rapat tersebut pada Rabu waktu setempat.
"Kami benar-benar menunggu hasil dari rapat Bank Sentral AS besok. Keputusan itu akan menjadi dasar strategi kami mengelola emas," jelas Kepala Perdagangan Logam Mulia Marex Spectron in London, David Govett.
"Pelaku pasar sedang menentukan arah. Fokus masih tetap kepada keputusan Bank Sentral AS," kata analis UBS Joni Teves.
Investor mengharapkan The Fed untuk tidak mengubah suku bunga pada pertemuan kali ini. Investor menginginkan perubahan baru akan dilakukan pada Desember nanti jika didukung dengan data-data ekonomi yang baik.
Di Jepang, investor terbelah. Sebagian investor memperkirakan bahwa Bank Sentral Jepang akan kembali melonggarkan kebijakan moneter. Namun sebagian lainnya berharap suku bunga tidak akan berubah.Â
Suku bunga yang lebih rendah cenderung memberikan kekuatan bagi emas karena mampu bersaing dengan instrumen investasi lain yang memberikan bunga.Â
Setelah dua bank sentral tersebut menentukan keputusannya, perhatian pelaku pasar akan tertuju kepada permintaan fisik di China dan India, yang mendekati periode musiman untuk membeli logam mulia tersebut. Di kedua negara tersebut, pembelian emas secara fisik biasanya dilakukan menjelang pernikahan dan festival.