Liputan6.com, New York - Harga emas naik ke level tertinggi usai bank sental Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve kembali pertahankan suku bunga. Akan tetapi, the Federal Reserve juga memberi sinyal kemungkinan kembali naik suku bunga sebelum akhir 2016.
The Federal Reserve bahkan menyatakan kalau kondisi menaikkan suku bunga semakin kuat.
Pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), harga emas di pasar spot naik 1,2 persen menjadi US$ 1.330 per ounce. Harga emas sempat naik ke level US$ 1.335,01 per ounce, dan merupakan level tertinggi sejak 9 September 2016.
Sedangkan harga emas berjangka menguat satu persen ke level US$ 1.331,40 usai rilis the Fed. Harga perak naik 2,4 persen ke level US$ 19,72 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
"Harga emas reli ke level tertinggi dalam dua pekan ini. Pelaku pasar mulai akumulasi emas seiring mempertimbangkan the Fed memiliki waktu tiga bulan untuk menaikkan suku bunga, mempertahankan atau merealisasikannya pada 2017," ujar TaiWong, Direktus BMO Capital Markets seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (22/9/2016).
Sebelumnya tiga dari para pembuat kebijakan lebih memilih menaikkan suku bunga pada tahun ini.
"Secara keseluruhan pernyataan sementara lebih agresif dari yang diharapkan, dan tampaknya mengemudi pasar," ujar Royce Mendes, ekonom senior CIBC Capital Markets.
Ia pun memprediksi kenaikan suku bunga dapat terjadi pada Desember. Seiring sentimen itu, indeks dolar AS turun 0,3 persen terhadap sejumlah mata uang lainnya.
Pergerakan harga emas sudah kuat sejak perdagangan sebelumnya seiring bank sentral Jepang menargetkan suku bunga. (Ahm/Ndw)