Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan selama bekerja di Bank Dunia, belum pernah melihat negara yang melakukan reformasi kebijakan sebanyak Indonesia.
Pernyataan Sri Mulyani ini terkait dengan rilis 13 paket kebijakan ekonomi oleh pemerintah guna menggenjot perekonomian nasional.
"Saya sebelumnya Direktur Pelaksana Bank Dunia. Saya tak melihat negara lain yang melakukan perubahan yang ambisius," jelas dia dalam Seminar Challengges to Global Economy di Ritz Carlton Jakarta, Kamis (22/9/2016).
Advertisement
Baca Juga
Sri Mulyani menerangkan, paket kebijakan diharapkan bisa untuk mendorong lebih banyak arus modal ke Indonesia. Ini mengingat negara ini memiliki keterbatasan finansial.
"Pemerintah merespons untuk menarik lebih banyak modal dan membangun optimisme lebih tinggi telah diterbitkan 13 paket kebijakan," tutur dia.
Indonesia, kata dia, menjadi salah satu negara yang terkena imbas dari perlambatan ekonomi global. Hal tersebut tercermin dari melemahnya permintaan komoditas yang menjadi andalan nasional.
Sri Mulyani mengatakan, negara yang mengandalkan komoditas cenderung mengalami perlambatan ekonomi.
"Bukan hanya nasional tapi global, kawasan bergantung pada sumber daya alam pertumbuhan ekonomi negatif. Kalimantan, Papua," dia menambahkan.
Sebab itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menghadapi perlambatan global tersebut. Di antaranya Program Pengampunan Pajak (tax amnesty).
Dia mengatakan, keberadaan tax amnesty dapat mengundang aliran dana masuk ke Indonesia dan digunakan sebagai pembangunan ekonomi.
"Tax amnesty untuk bisa perbaiki basis pajak, sumber untuk stimulus ekonomi," dia menjelaskan.(Amd/Nrm)