Sukses

Realisasi Program Tax Amnesty Bakal Pengaruhi Gerak Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak mendatar pada perdagangan Jumat pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak mendatar pada perdagangan Jumat pekan ini. Pada perdagangan kemarin, rupiah mampu menguat karena tersenggol sentimen global.

Mengutip Bloomberg, Jumat (23/9/2016), rupiah dibuka di angka 13.071 per dolar AS, tak berbeda jauh dengan penutupan pada perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.074 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.071 per dolar AS hingga 13.109 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah mampu menguat 5,08 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di level 13.098 per dolar AS, tak berubah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.098 per dolar AS.

Dolar AS tertekan jika dibandingkan dengan beberapa mata uang utama lainnya. Pelemahan dolar AS tersebut karena Bank Sentral AS menahan kenaikan suku bunga acuan.

Namun di kawasan Asia, beberapa mata uang juga tertekan karena terdampak pelemahan yen yang menarik mata uang lain termasuk gerak rupiah.

"Saya rasa gerak ini akan sangat sementara karena memang pelaku pasar sedang menata kembali portofolio," jelas analis Credit Agricole SA,Valentin Marinov.

Sedangkan ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, kemarin rupiah mampu menguat karena terbawa sentimen pelemahan dolar AS di pasar global. Namun penguatan tersebut tak berlanjut hari ini meskipun juga tidak melemah dalam.

Fokus akan kembali terkonsentrasi pada pencapaian tax amnesty yang saat ini meningkat akselerasi. Jika pencapaian tax amnesty terus meningkat maka akan mendorong penguatan rupiah. namun jika tertahan maka akan menekan rupiah. (Gdn/Ndw)

Video Terkini