Sukses

Ini Sebab Utang Pemerintah Meningkat di Agustus 2016

Kenaikan total utang pada Agustus ini karena adanya peningkatan stok utang valas yang dikonversi dalam rupiah.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) menyatakan hingga akhir Agustus 2016, total utang pemerintah pusat tercatat Rp 3.438,29 triliun. Angka ini naik Rp 78,47 triliun dibandingkan akhir Juli 2016, yang sebesar Rp 3.359,82 triliun.

Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan DJPPR Kemenkeu Scenaider CH Siahaan mengatakan, kenaikan total utang pada Agustus ini bersumber dari penarikan utang baru sebesar Rp 54,26 triliun.

Sementara penarikan utang periode Januari-Agustus 2016 mencapai sebesar 340,41 triliun. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan penarikan utang periode yang sama pada 2015 mencapai sebesar Rp 262,54 triliun.

"Penarikan utang di 2016 yang tinggi ini karena memanfaatkan kondisi likuiditas yang tinggi pada semester I 2016 dan mengantisipasi ketidakpastian kondisi perekonomian global terutama terkait kebijakan The Fed yang akan menaikkan suku bunga acuan," ujar dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (24/9/2016).

Selain penarikan utang, kenaikan total utang pada Agustus ini karena adanya peningkatan stok utang valas yang dikonversi dalam rupiah akibat pelemahan rupiah sebesar Rp 24,21 triliun.

Sebagai informasi, kurs akhir Juli USD/IDR 13.094, JPY/IDR 125,88, dan EURO/IDR 14.512. Kurs akhir Agustus USD/IDR 13.300, JPY/IDR 129,17, EURO/IDR 14.834.

Dari data DJPPR, dalam denominasi dolar AS, total ‎nilai utang pemerintah pusat yang sebesar Rp 3.438,29 triliun di periode Agustus ini membengkak jadi US$ 258,52 miliar dibanding realisasi sebelumnya US$ 256,59 miliar.

Dirinci lebih dalam, utang pemerintah pusat itu berasal dari pinjaman sebesar Rp 754,01 triliun atau US$ 56,69 miliar hingga Agustus 2016 dan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 2.684,28 triliun atau setara US$ 201,83 miliar.

Pencapaian nilai pinjaman tersebut naik Rp 22,53 triliun dari realisasi bulan ketujuh 2016 yang sebesar Rp 731,48 triliun. Sementara nilai SBN pada periode Agustus ini melonjak Rp 55,94 triliun dari penerbitan SBN hingga Juli lalu sebesar Rp 2.628,34 triliun.

Data DJPPR menyebutkan, pinjaman senilai Rp 754,01 triliun, terdiri dari pinjaman luar negeri Rp 749,33 triliun yang rinciannya adalah pinjaman bilateral sebesar Rp 342,46 triliun, multilateral Rp 358,57 triliun, komersial bank Rp 48,18 triliun dan suppliers Rp 0,12 triliun. Adapun pinjaman dalam negeri sebesar Rp 4,68 triliun.

Utang pemerintah pusat yang bersumber dari penerbitan SBN senilai Rp 2.684,28 triliun, terdiri dari utang dalam denominasi valuta asing Rp 722,10 triliun dan Rp 1.962,18 triliun dari SBN dengan denominasi rupiah.

Nilai utang hingga Agustus yang tercatat Rp 3.438,29 triliun setara dengan rasio 27,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang mencapai Rp 12.627 triliun. (Dny/Gdn)