Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mesti alokasikan utang untuk kegiatan produktif. Sehingga, produk domestik bruto (PDB) terus meningkat sejalan dengan kenaikan penerimaan negara.
Ekonom PT Samuel Aset Management Lana Soelistianingsih menuturkan, langkah tersebut efektif untuk memangkas utang pemerintah ke depannya. Utang pemerintah pusat pada Agustus 2016 naik sebanyak Rp 78,47 triliun menjadi Rp 3.438,29 triliun dibanding Juli sebesar Rp 3.359,82 triliun.
"(Untuk kurangi utang) PDB (Produk Domestik Bruto) harus naik. Caranya bagaimana? Jika utang dipakai untuk kegiatan produktif otomatis utang turun," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Minggu (25/9/2016).
Lana menuturkan, upaya pemerintah untuk menggenjot PDB sudah dilakukan. Antara lain dengan mendorong proyek infrastruktur seperti MRT dan LRT. Meski demikian, pembangunan ini memang tak langsung memberikan efek.
"Pembangunan infrastruktur memang sudah mulai, MRT, LRT Cibubur. Kalau membaik aktivitas ekonomi meningkat. Memang harus susah dulu, konsolidasi dulu," jelas dia.
Lana menuturkan, porsi utang pemerintah saat ini relatif aman. Posisi utang pemerintah 27,7 persen dari total PDB Rp 12.627 triliun.
"Biasanya dibilang aman karena batasnya 33 persen sampai 44 persen. Masih dibilang bisa ditolerir. Kalau sampai 60 persen bahaya," tandas dia.
Cara Ini Bisa Ditempuh Supaya Utang Pemerintah Tak Jebol
Utang pemerintah pusat pada Agustus 2016 naik sebanyak Rp 78,47 triliun menjadi Rp 3.438 triliun.
Â
Â
Advertisement