Liputan6.com, New York - Harga emas menguat menanti hasil debat calon Presiden Amerika Serikat (AS) menjelang pemilihan yang berlangsung pada November.
Melansir laman Reuters, harga logam mulia naik lebih dari 2 persen pekan lalu, yang merupakan kenaikan mingguan terbesar dalam hampir dua bulan. Ini terpicu langkah kehati-hatian Federal Reserve AS terkait kebijakan suku bunganya.
Adapun harga emas di pasar Spot kini mencapai US$ 1.337,40 per ounce, naik 0,01 persen. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,2 persen menjadi US$ 1.344,10 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
"Dolar sedikit melemah sejak pagi ini, tetapi di sisi lain harga minyak jauh lebih tinggi dan ini memberikan kontribusi untuk beberapa Weinberg.
Harga minyak naik pada Senin karena produsen terbesar di dunia
berkumpul di Aljazair untuk membahas cara-cara yang bisa mendorong harga di pasar.
Sementara harga saham di seluruh dunia jatuh menjelang debat pertama calon Presiden AS, antara Hillary Clinton dari Demokrat dan Donald Trump dari Republik.
Para investor mencari petunjuk tentang siapa yang akan memenangkan perlombaan untuk memimpin ekonomi terbesar dunia.
Debat presiden mungkin akan sangat menarik bagi pasar emas, menurut Weinberg. "(Dukungan lebih) untuk Trump setelah
Sebab meningkatnya dukungan untuk Trump dapat meningkatkan ketidakpastian, dan ini membuat minat emas sebagai tempat berlindung dari resiko naik, menurut analis.
Di sisi lain, terkait data ekonomi, penjualan rumah baru AS mencatat penurunan terbesar dalam hampir satu tahun pada Agustus setelah melonjak ke posisi tertinggi dalam sembilan bulan tahun, dengan analis mengatakan tren penjualan tetap positif.
 Â
Adapun pada harga komoditas lainnya, menunjukkan pelemahan dengan platinum turun 1,3 persen di posisi US$ 1.037,40 dan paladium 1,2 persen lebih rendah menjadi US$ 691,47. Kemudian Perak turun 1,4 persen menjadi US$ 19,38 per ounce. (Nrm/Ndw)