Sukses

Tak Ada Kepastian di Pertemuan Aljazair, Harga Minyak Tertekan

Harga minyak mentah di Amerika Serikat (AS) turun US$ 1,26 atau 2,7 persen.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pelaku pasar sanksi bahwa pertemuan negara-negara yang bergabung dalam organisasi eksportir minyak (OPEC) akan mencapai kesepakatan baru.

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (28/9/2016), harga minyak mentah di Amerika Serikat (AS) turun US$ 1,26 atau 2,7 persen ke level US$ 44,67 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan harga minyak Brent yang merupakan patokan harga minyak dunia, turun US$ 1,38 atau 2,9 persen ke level US$ 45,97 per barel di ICE Futures Europe.

Anggota OPEC bertemu di Aljazair pada Rabu pekan ini untuk membahas tindakan terkoordinasi untuk mengangkat harga minyak. Dalam dua tahun terakhir harga minyak terus tertekan di bawah level US$ 50 per barel karena tingginya pasokan yang tidak berimbang dengan kebutuhan.

Menteri Energi Arab Saudi sendiri yang merupakan salah satu anggota utama OPEC belum banyak memberikan sinyal. Menurutnya belum akan ada pengumuman dari OPEC pada pertemuan pekan ini.

Sedangkan Menteri Energi Rusia yang juga menghadiri pertemuan tersebut meskipun Rusia bukan merupakan anggota OPEC juga belum banyak berkomentar.

Langkah tutup mulut para pejabat di negara-negara yang menjadi produsen utama minyak ini ditanggapi negatif oleh pelaku pasar. Beberapa pertemuan sebelumnya baik antara negara-negara anggota OPEC maupun bukan selalu tidak menghasilkan kesimpulan.

"Saya berpikir bahwa kemungkinan besar masih akan tetap tidak ada kesepakatan dalam pertemuan yang akan berlangsung ini," jelas Wakil Presiden Perusahaan broker minyak R.J. O’Brien & Associates LLC, Ric Navy.

Jika memang tidak ada kesepakatan dalam pertemuan ini, ia memperkirakan harga minyak akan kembali jatuh ke level yang lebih rendah. "Pelaku pasar memilih untuk mengambil aksi jual menanggapi pertemuan OPEC tersebut," lanjut Ric.

Pada pertemuan sebelumnya, rencana untuk mengelola harga minyak dengan menahan produksi juga tidak berhasil karena Iran yang baru saja lepas dari embargo tidak menerima kesepakatan. (Gdn/Ndw)

Â