Liputan6.com, Jakarta Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) menyatakan pasokan daging sapi di dalam negeri untuk kebutuhan di semester I 2017 berpotensi tidak mencukupi.
Itu karena belum adanya kepastian izin impor sapi bakalan bagi pelaku usaha penggemukan sapi (feedloter) di Tanah Air untuk kuartal III tahun ini.
Direktur Eksekutif Gapuspindo Joni Liano mengatakan, saat ini stok sapi yang di dalam negeri mencapai 160 ribu ekor. Jumlah ini dialokasikan untuk kebutuhan pada Oktober, November dan Desember‎ yang konsumsinya cenderung meningkat karena ada Natal dan Tahun Baru.
Baca Juga
"Kami sangat khawatir dengan tidak adanya kepastian izin caturwulan II dan tentu akan berdampak terhadap penyediaan sapi potong pada Januari, Februari dan bulan seterusnya di 2017," ujar dia di Jakarta, Rabu (28/9/2016).
Dampak lainnya, lanjut Joni, kekurangan pasokan sapi pada tahun depan ‎akan menguras sapi lokal untuk segera dipotong, baik itu sapi jantan, sapi betina (indukan) maupun sapi perah. Sedangkan saat ini populasi sapi di Indonesia diperkirakan hanya sekitar 13 juta-16 juta ekor.
"Saya sudah coba proyeksikan, kalau kita di 2017 konsumsinya (daging) 685 ribu ton‎. Kalau segitu maka harus potong 3,8 juta ekor. Dengan populasi yang ada sekarang, ini hampir 23 persen dari total populasi itu dipotong. Dari sisi peternakan, kalau 23 persen itu sudah lampu merah, sebab idealnya hanya 10 persen-15 persen dari total populasi. Angka kelahiran sapi juga hanya 20 persen, bukannya nambah populasi malah berkurang," jelas dia.
Menurut Joni, jika hal ini terjadi maka akan target pemerintah untuk mencapai swasembada daging akan semakin sulit terealisasi. Selain itu, Indonesia juga akan semakin banyak melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
"Di 2017 sapi di feedloter nggak ada, replacement nggak ada jadi kosong. Kalau ada kekosongan, 2 hal terjadi, pertama sapi lokal diserbu, atau kedua diserbu saja dengan daging beku dan daging kerbau India," tandas dia.(Dny/Nrm)
Advertisement