Sukses

Program Konversi BBM ke BBG Tersendat

Awalnya, Kementerian ESDM mengusulkan pembagunan SPBG sebanyak 50 unit untuk mendorong kendaraan menggunakan BBG.

Liputan6.com, Jakarta - Program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) tersendat. Alasannya, anggaran pemerintah untuk program konversi bahan bakar tersebut tak maksimal sehingga beberapa program harus berjalan secara bertahap. 

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja menjelaskan, program konversi BBM ke BBG menggunakan anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Di tahun 2017, anggaran untuk program konversi tersebut semakin sedikit. 

Wiratmaja menjelaskan, dalam RAPBN 2017, pembangunan infrastruktur BBG untuk transportasi atau pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang disetujui hanya satu unit saja. 

"Tahun depan hanya dapat anggaran untuk pembangunan satu SPBG," kata Wirat, seperti dikutip di Jakarta, Senin (3/9/2016).

Menurut Wiratmaja, awalnya pembangunan SPBG diusulkan sebanyak 50 unit untuk mendorong kendaraan menggunakan BBG, tetapi karena keterbatasan anggaran, yang disetujui hanya satu unit, hal ini membuat program konversi BBM ke BBG terhambat.

"Konversi BBM ke BBG jadi agak terhambat lagi. Padahal di awal banget kita mengusulkan 50 SPBG, turun terus, akhirnya tinggal 1 karena keterbatasan anggaran," ‎terang dia.

SPBG yang dibangun tahun depan jauh lebih sedikit dibanding 2016 yang tercatat 3 unit SPBG yang dibangun dari yang diusulkan 25 unit.

Saat ini realisasi pembangunannya sudah 54 persen. Letaknya tersebar diberbagai wilayah seperti Bekasi, Prabumulih dan Balikpapapan.

"Tadinya kita anggarkan 25 SPBG. Realisasi kira-kira sudah 54 persen pembangunannya, sebentar lagi selesai," tutup Wiratmaja. (Pew/Gdn)