Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) masih menjalin penjajakan kerja sama dengan perusahaan minyak dan gas bumi (migas) nasional Arab Saudi yaitu Saudi Aramco, untuk pengembangan dan pembangunan beberapa kilang di Indonesia.
Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan, Pertamina dan Saudi Aramco sedang menjalani proses dasar desain proyek (Basic Enginering Design /BED) untuk proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap.
"Aramco Cilacap sedang berjalan, sekarang dalam tahapan dengan kita lagi BED," kata Hardadi, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/10/2016).
Hardadi mengungkapkan, Pertamina juga telah mengirim 120 teknisi untuk mempelajari teknologi kilang yang dimiliki Saudi Aramco. Selain itu juga akan dilakukan alih teknologi.
Baca Juga
"Kemarin, ada 120 engineer yang dikirim untuk kerja sama. Selain kerja sama ya transfer teknologi. Kemarin saya tinjau, ini jalan kok," tutur Hardadi.
Hardadi berharap, kerja sama tersebut melangkah ke hubungan yang lebih serius, dengan pembentukan perusahaan gabungan (joint venture) pada akhir Desember 2016.
"Kami harapkan akhir tahun (joint venture) Desember," tutur Hardadi.
Proyek pengembangan kilang Cilacap diperkirakan membutuhkan dana sebesar US$ 4 miliar-US$5 miliar.
Ketika proyek pengembangan mencapai tahap penyelesaian, kapasitas dari kilang Cilacap akan meningkat menjadi 370 ribu barel per hari.
Selain itu, produksi bensin dan diesel akan lebih maksimal dengan kualitas lebih tinggi, dan akan dipasok untuk kebutuhan domestik. Proyek pengembangan ini juga akan meningkatkan kapasitas petrokimia yang diproduksi kilang, yaitu aromatics meningkat hingga lebih dari 600 KTPA dan polypropylene meningkat hingga 160 KTPA. (Pew/Ahm)
Advertisement