Sukses

Harga Emas Tergelincir Data Manufaktur dan Penguatan Dolar AS

Penjualan di China turun karena pasar ditutup untuk liburan Hari Nasional periode 01-09 Oktober.

Liputan6.com, New York - Harga emas tergelincir terpicu penguatan dolar serta perkiraan data manufaktur AS dan investor yang menunggu rilisnya data pekerjaan, yang menjadi petunjuk tentang kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS di akhir tahun.

Melansir laman Reuters, Selasa (4/10/2016), harga emas di pasar Spot membalik keuntungan dengan jatuh 0,3 persen menjadi US$ 1.311,54 per ounce.

Ini juga dipicu rendahnya penjualan di China karena pasar ditutup untuk liburan Hari Nasional periode 01-09 Oktober

Sementara harga emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi US$ 1.312,70 per ounce.

"Harga secara perlahan melayang lebih rendah, tapi ini tidak akan datang turun terlalu banyak, terutama menjelang hari Jumat," kata Analis Societe Generale Robin Bhar.

Analis akan terlebih dulu melihat laporan non-farm payrolls pada Jumat untuk melihat kejelasan lebih lanjut mengenai langkah Federal Reserve untuk memperketat kredit pada Desember.

Harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan kesempatan pada investasi non bullion, dan meningkatkan dolar serta membuat komoditas lebih mahal untuk pembeli di luar AS.

Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang. "Minggu ini, ada banyak data makro AS yang meningkat dan bisa memiliki dampak besar pada jangka pendek arah dolar, dan pada gilirannya ke logam mulia, "kata Fawad Razaqzada, Analis Teknis Forex.com.
  
Harga emas emas sempat naik setelah pound sterling turun ke posisi terendah dalam tiga tahun terhadap euro, dan mendekati posisi terendah tiga dekade terhadap dolar.

Hal ini mendorong beberapa pembeli logam fisik Inggris menarik kas keuntungannya, setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May menetapkan batas waktu secara resmi proses Inggris melepaskan diri dari Uni Eropa dimulai Maret. Hal yang juga membebani emas adalah  terkait masalah Deutsche Bank.