Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah berjuang menurunkan harga gas industri di Indonesia, termasuk di Sumatera Utara (Sumut) yang mencapai US$ 13,9 per MMBTU. Tujuannya supaya industri dalam negeri bisa bersaing di pasar global.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, harga gas industri di setiap daerah berbeda. Namun rata-rata harga jual gas industri berkisar US$ 8 sampai lebih dari US$ 10 per MMBTU.
"Yang di Sumatera sudah dihitung bisa sampai US$ 9,9 per MMBTU. Kita masih mau coba lagi efisienkan ke US$ 8 per MMBTU," ujarnya usai Rakor Harga Gas di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (4/10/2016).
Advertisement
Pemerintah, sambung Wiratmaja, juga tengah membahas penurunan harga gas industri di wilayah Jawa. "Penurunan harga gas di Sumatera dan Jawa bisa diambil dari berbagai sisi penghematan, seperti biaya tol dan distribusi," jelasnya.
Baca Juga
Diakuinya, Kementerian ESDM pun telah mengakomodir permintaan Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto yang menambah 10 sektor industri untuk mendapatkan harga gas murah dari sebelumnya 7 sektor industri.
"Permintaan Menperin kan 10 sektor industri. Itu sudah dibahas dan diakomodasi di Kementerian ESDM," ujar Wiratmaja.
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, harga jual gas industri di Sumatera Utara berpeluang lebih rendah di bawah US$ 10 per MMBTU dari sebelumnya US$ 13,9 per MMBTU.
"Harga gas industri di Sumut ekstrem, tapi di Jawa bisa sekitar US$ 8 per MMBTU. Indonesia tidak jelek-jelek banget harga gasnya, dan di Sumut bisa lebih efisienkan lebih murah," terangnya
Kata Wakil Komisaris Utama Pertamina itu, harga gas di berbagai daerah di Indonesia tidak dapat dipukul rata dengan patokan harga yang sama. Setiap daerah berbeda.
"Ada daerah yang harga gas sudah lebih murah dan ada yang masih mahal, jadi tidak bisa rata kan ada yang pakai LNG. Kita upayakan supaya lebih baik harganya," pungkas Edwin. (Fik/Gdn)