Sukses

BI: Penguatan Rupiah Tak Selalu Baik

Bank Indonesia (BI) memastikan akan selalu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memastikan akan selalu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Kestabilan nilai tukar rupiah sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas sektor usaha.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara meminta kepada masyarakat untuk memahami kondisi ekonomi Indonesia. Dia mengaku selama ini banyak masyarakat yang berharap kurs rupiah terus membaik.

"Saya rasa masyarakat harus paham, bagi Indonesia, kurs rupiah yang terus menguat bukan suatu hal yang baik," kata Mirza di Gedung Bank Indonesia, Kamis (6/10/2016).

Menurut Mirza saat ini Indonesia saat ini masih memiliki catatan neraca barang dan jasa yang defisit. Berbeda dengan beberapa negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Filipina, Thailand dan beberapa negara lainnya yang surplus.

Dengan kondisi itu, pemerintah dan otoritas moneter lainnya harus berupaya menjaga peningkatan ekspor yang berkesinambungan, di sisi lain juga terus mengurangi importasi.

Sementara jika rupiah terus menguat, maka barang-barang impor akan semakin murah, dengan demikian akan mengurangi daya saing industri yang berorientasi ekspor In‎donesia.

"Jadi karena suatu negara yang ekspor impor barang dan jasa defisit, harus menguatkan ekspor dan mengendalikan impor. Kurs itu tools untuk menyeimbangkan defisit supaya tidak terlalu besar," papar dia.

Nilai tukar rupiah dalam beberapa minggu terakhir mengalami penguatan. Hal ini dikarenakan faktor pencapaian program tax amnesty yang cukup membanggakan. Saat ini berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 12.992 per dolar AS, menguat jika dibandingkan hari sebelumnya 12.995 per dolar AS. (Yas/Gdn)

Â