Liputan6.com, Jakarta Harga gas dunia kini turun mengekor harga minyak dunia yang sempat menyentuh US$ 40 dolar per barel. Namun ternyata penurunan harga gas di pasar internasional ini tidak berpengaruh ke harga gas di dalam negeri.
Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Cahyono Adi mengatakan, kondisi tersebut karena harga migas di Indonesia menganut sistem harga tetap dengan eskalasi tahunan.
"Harga eskalasi tahunan ini jadi biang kerok," kata dia dalam diskusi penurunan harga gas industri untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional, di Jakarta, Kamis (6/10/2016).
Advertisement
Baca Juga
Agus mengungkapkan, saat harga minyak berada pada level tinggi, dengan menganut sistem harga tetap, hal tersebut menguntungkan pengguna gas karena harga gas tidak ikut naik.
Sebaliknya, saat harga minyak turun malah menjadi permasalahan. "Kenapa harga gas ditetapkan frezz, saat harga minyak segitu harga gas fine-fine saja, siapa yang pernah menyangka harga minyak anjlok, sehingga sekarang jadi malapetaka," ucap Agus.
Menurut Agus, saat harga minyak masih tinggi di atas US$ 60 per barel maka harga gas bumi Indonesia lebih rendah 40 hingga 50 persen dari harga minyak. Tetapi dengan penurunan harga minyak di bawah US$ 60 per barel seperti yang terjadi saat ini, malah menjadi disinsentif karena harga gas menjadi lebih mahal dari harga minyak. Hal tersebut yang menjadi sorotan saat ini.
"Permasalahan gas dulu ditetapkan harga fix 40-50 persen dari harga minyak, dengan rendahnya harga minyak, menjadi disinsentif," tutur Agus.
Di sisi lain, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengkritisi penetapan harga gas di Indonesia yang belum menyesuaikan dengan harga internasional. Padahal dengan turunkan harga gas dapat mendorong pertumbuhan industri.
Staf Ahli Bidang Sumber Daya Industri Kementerian Perindustrian Dyah Winarni Pedjiwati mengatakan, saat ini harga minyak dunia masih belum pulih dan berada pada kisaran US$ 50 per barel.
Hal itu menyebabkan rendahnya harga gas internasional sebesar US$ 1,78 hingga US$ 4,71 per MMBTU. Namun kondisi tersebut terjadi pada gas di Indonesia.
Harga gas domestik saat ini adalah sebesar US$ 6 hingga US$ 13,5 MMBTU yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga gas internasional. "Harga gas internasional, jauh lebih murah dibanding Indonesia," kata Dyah. (Pew/Nrm)