Sukses

Terminal 3 Bandara Soetta Belum Bisa Saingi Changi, Ini Sebabnya

Banyak pihak yang selalu membandingkan kemegahan terminal 3 dengan Bandara Changi, Singapura.

Liputan6.com, Jakarta -
Sejak peresmian 10 Agustus lalu, Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) yang sebelumnya dijuluki Terminal 3 Ultimate terus mendapat serangan negatif dari sejumlah pihak. Mulai dari kejadian genangan air, isu atap roboh sampai pada kelaikan terminal. 
 
Komisaris Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Rhenald Kasali di acara Launching Buku Inisiatif KAFEGAMA, mengungkapkan, sejak peristiwa genangan air, komentar pedas selalu ditujukan pada Terminal 3 Soetta. Banyak pihak, sambungnya, yang selalu membandingkan Terminal 3 dengan Bandara Changi, Singapura. 
 
 
"Tapi saya punya komentar yang bisa meredamnya, saya bilang bahwa genangan air itu bisa kami atasi dalam waktu 10 menit. Saya katakan ini proyek senilai Rp 7 triliun yang dibangun putra putri Indonesia, beda dengan Terminal 1 dan 2 yang dibangun kontraktor Prancis," ujarnya di Jakarta, Jumat (7/10/2016). 
 
Rhenald mengatakan, Indonesia memiliki ambisi membangun bandara bagus mengingat Indonesia berada di kawasan yang bisa membangun dan mengembangkan bandara apik. Akan tetapi, negara ini masih kalah dari sisi pendanaan. 
 
"Tapi kami tidak bisa kalahkan mereka (Changi) dari duitnya, karena duitnya besar dan menggunakan vendor dari seluruh dunia. Kami pakai kontraktor lokal," jelas Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu. 
 
Diakuinya, bahwa Terminal 3 Soetta belum sempurna. Pembangunan, pengembangan atau perbaikan terus dikerjakan, sehingga nantinya bisa lebih maju. "Finishing belum sempurna atau masih ada kekurangan, memang iya. Kami kan belum tandatangan serah terima. Tapi banyak orang yang senang membesar-besarkan hal kecil," sindir Rhenald. 
 
Lebih lanjut katanya, perusahaan melakukan perbaikan dengan harapan dapat menjawab kebutuhan penumpang. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini juga meningkatkan pelayanan sehingga penumpang nyaman. 
 
"Kami ingin Terminal 3 meningkat jadi smart airport, makanya bandwidth dinaikkan, semua dihubungkan dengan teknologi informasi, perbaikan pelayanan, customer service ditambah, ada airport helper, petunjuk ditambah, jalan parkiran diperlebar, dan lainnya," tutur Rhenald.