Sukses

Kebijakan Bank Indonesia Tahan Penguatan Rupiah

Keputusan untuk memperpanjang bilateral swap arrangement dengan Jepang menunjukkan BI yang masih waspada terhadap ketidakpastian di depan.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat tipis pada perdagangan Senin pekan ini. Sejauh ini belum ada sentimen yang cukup besar yang bisa menggerakkan rupiah.

Mengutip Bloomberg, Senin (10/10/2016), rupiah dibuka di angka 12.980 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan pada pekan lalu yang ada di angka 12.989 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 12.954 per dolar AS hingga 12.987 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah mampu menguat 5,94 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JIsdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 12.969 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan pekan lalu yang ada di angka 13.002 per dolar AS.

Dana tenaga kerja AS yang tidak seperti diperkirakan membuat kenaikan dolar AS tertekan. Dolar AS pada pekan lalu menguat cukup tinggi karena adanya sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral AS yang cukup tinggi.

"Saat ini sulit untuk menentukan gerak dolar AS karena sentimen terombang-ambing antara rencana kenaikan suku bunga dengan pemilu," jelas Analis Valuta Asing Deutsche Bank Alan Ruskin.

Sedangkan Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, cadangan devisa yang naik tajam menunjukkan BI tidak ingin pasokan dolar AS terlalu berlimpah di pasar sehingga bisa mendorong rupiah terlalu kuat.

Keputusan untuk memperpanjang bilateral swap arrangement dengan Jepang menunjukkan BI yang masih waspada terhadap ketidakpastian di depan. Dengan beberapa sentimen tersebut, rupiah berpeluang untuk melemah pada hari ini. (Gdn/Ndw)

Video Terkini