Sukses

Ini Cara Ajarkan Anak tentang Uang

Orangtua dapat ajarkan anak tentang uang sejak usia 5-6 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Anak-anak biasanya memiliki pemahaman unik tentang uang, beberapa bahkan merasa memiliki banyak uang dan tak pernah khawatir kehabisan uang, karena ayah atau ibunya tak pernah membiasakan mereka berpikir bagaimana cara mendapat uang.

Bagi orangtua yang terpenting bisa memanjakan dengan memberikan apa saja yang diinginkan anak, sehingga membuat pola pikir anak tentang uang kadang salah.

Lucu atau tidak, kesalahpahaman tentang uang bisa tumbuh ketika orangtua menghindari topik untuk bicara keuangan dengan anaknya.
 
Menurut survei T. Rowe Price Kids and Money, lebih dari 71 persen orangtua enggan membahas masalah keuangan dengan anak-anak mereka, padahal jika anak diberi kesempatan berbicara tentang keuangan, mereka biasanya akan lebih memiliki pemahaman yang cepat maju.

Menurut Presiden dan CEO Francis Financial di New York, Stacy Francis, orangtua dapat mengajarkan anak tentang uang sejak usia dini antara 5-6 tahun.

"Anak-anak akan lebih banyak memiliki perspektif tentang uang dari yang biasa dipikirkan oleh orangtua. Mereka akan mendengar tentang bagaimana kita berbicara soal uang, melihat sikap kita dan apa yang akan kita lakukan dengan uang itu," ujar Francis.

Mengutip situs dari nerdwallet.com, seperti ditulis Kamis (13/10/2016),berikut beberapa cara yang dibagi Francis bagaimana mengajarkan anak tentang uang sedari dini:

1.Pura-pura berinventasi dengan uang

Anda bisa mengajarkan anak Anda dengan berpura-pura investasi melalui saham, misalnya ajak teman-temannya berkumpul setiap dua minggu sekali, di zaman modern dengan anak-anak sekarang sudah terbiasa menggunakan komputer, ajarkan mereka membuat akun broker dengan menggunakan simulator saham online gratis.

Mereka harus mengadu portfolio satu sama lain untuk belajar mencari situs keuangan dan mengetahui kabar baik maupun kabar buruk yang ada di saham pilihan mereka.

Satu pengalaman investasi penting, khususnya jika kemungkinan anak-anak akan tinggal lama bersama Anda. Jika mereka tahu pasar yang jatuh pertama, dan menyaksikan portfolio mereka nilainya meningkat atau turun, mereka dengan cepat belajar bahwa saham bisa turun, dan turunnya drastis. Ini merupakan pelajaran mendasar bagaimana cara melayani investor dengan baik.

2 dari 2 halaman

Bermain Game

2.Bermain game dengan pelajaran uang

Permainan klasik seperti Monopoli, terdapat model investasi real estat, hotel dan semacamnya, atau permainan di gadget seperti The Game of Life yang bisa dimainkan dengan cara mengetahui jumlah keuangan yang naik turun.

Gunakan permainan yang disukai anak Anda untuk menjelaskan konsep-konsep keuangan yang kompleks bagi mereka. Satu hal yang disukai  tentang (permainan) ini adalah memungkinkan anak-anak untuk belajar tentang perbedaan aset dan kewajiban.

Anak akan mudah memahami aset yang Anda miliki seperti sepeda atau barang lainnya yang dibeli, kadang ada kewajiban untuk dibayar dan dicicil setiap bulan yaitu tagihan listrik dan semacamnya.

Para pemain diarahkan untuk mendapatkan aset yang menghasilkan pendapatan, sehingga mereka bisa mendapatkan uang tanpa bekerja untuk itu.

"Tujuan dari permainan ini adalah untuk cukup memiliki 'pendapatan pasif' agar bisa membayar semua pengeluaran Anda, sehingga Anda tidak perlu mengeluarkan gaji Anda untuk membayar mereka," jelas Francis.

3.Isi Formulir Aplikasi keuangan bersama-sama

Pertama kali mengisi formulir aplikasi mungkin terasa agak sulit, tetapi melakukannya secara bersama-sama sebenarnya bisa menjadi ritual dan dasar untuk berkomunikasi tentang pinjaman, seperti pinjaman mahasiswa, pembayaran bunga dan rencana karier masa depan.

Ketika orang tua mencari cara untuk berbicara dengan anak-anak tentang keuangan di kehidupan nyata, lakukan dengan cara Anda. Mengajarkan mereka tentang uang, berarti Anda telah memberdayakan mereka dengan memberi pengetahuan dan alat yang bisa mereka gunakan untuk sisa hidup mereka kelak.

Faktanya, ini menjadi hal paling penting yang dapat Anda lakukan agar mereka kelak bisa memulai pembicaraan tentang uang melalui  pemahaman yang dimilikinya dengan orang-orang sekitarnya. (Dhita K/Ahm)


Â