Sukses

Pemerintah Ingin Ubah Formula Harga Gas, Ini Kata Petronas

Setiap sumur memiliki kesulitan dan keuntungan berbeda, sehingga mempengaruhi formula harga gas.

Liputan6.com, Jakarta - Petronas menilai perubahan formula harga jual gas ‎dari sumur tidak tepat. Sebelumnya perubahan formula harga ini untuk menurunkan harga gas ke konsumen.

Saat ini harga gas dari sumur menggunakan formula fix + excalation. Karena itu, meski harga minyak dunia mengalami penurunan, harga gas berubah.

Rencananya formula tersebut diubah agar harga gas dapat menyesuaikan dengan kondisi harga minyak dunia. Caranya dengan menerapkan formula yang lebih fleksibel dengan menyertakan unsur harga minyak.

Country Chairman Petronas Indonesia Mohamad Zaini Md Noor mengatakan, ‎formula fleksibel untuk harga gas di sumur sulit diterapkan karena setiap sumur memiliki kesulitan dan keuntungan berbeda.

"Agak susah, di Kepodang masalahnya dan investasi begini. Maluku lain, margin lain, jadi berbeda on location, jadi banyak faktor," kata Zaini, seperti yang dikutip di Jakarta, Selasa (11/10/2016).

Senior Manager Corporate Affairs and Administration Petronas Andiono Setiawan melanjutkan, penetapan harga gas dari sumur biasanya berdasarkan perhitungan investasi yang telah dikeluarkan, sehingga harga gas harus sesuai dengan keekonomian dan tetap.

"Soalnya begini waktu hitung lapangan ekonominya bagaimana. Kalau Ok dijalankan, pakai gas itu, kalau tidak tahu susah men-develop, kalau minyak menyesuaikan harga pasar, kalau gas harus mengetahui dulu harga gas di awal (harga keekonomiannya)," ujar Andiono.

Zaini menuturkan, Petronas ingin harga gas dari sumur masih sesuai dengan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan waktu yang telah disepakati. Namun, jika harga gas dari sumur harus turun ‎mengikuti harga minyak, akan menyulitkan untuk mendapat keuntungan.

"Tapi kami ingin fix dulu sesuai PJBG, jadi kita kena harganya untuk berapa tahun. Kami lihat oke atau tidak oke, kalau renda sangat kita create misal investasi tinggi tidak ada return tidak boleh, harus ada untung," tutur Zaini. (Pew/Ahm)