Liputan6.com, New York - Walau total jumlah miliarder dunia bertambah, mereka ternyata harus mengalami hal tidak mengenakkan. Hasil studi yang dilakukan oleh UBS dan Pricewater House Coopers mengungkap bahwa setiap miliarder dunia setidaknya kehilangan harta 251 juta pound sterling atau Rp 3,4 triliun akibat kondisi perekonomian dunia yang melemah.
Seperti dilaporkan The Guardian.com, Jumat (14/10/2016), ekonomi dunia yang lemah menyebabkan harga komoditas menurun. Selain itu, hal ini juga berpengaruh pada melambatnya perkembangan teknologi dan keuangan sehingga sumber kekayaan sulit didapat.
Advertisement
Baca Juga
Jumlah populasi miliarder dunia meningkat menjadi 1.397 orang di tahun 2015. Namun, total kekayaan mereka harus turun hingga US$ 300 miliar di tahun yang sama.
Akibat hal ini, 160 orang dilaporkan kehilangan statusnya sebagai miliarder. Sepertiga dari miliarder yang diteliti dalam studi ini berusia 70 tahun.
Miliarder di Amerika dilaporkan paling terkena dampak pelambatan ekonomi. Sementara Eropa dan Asia mampu menunjukkan adaptasi yang baik terhadap turbulensi ekonomi global.
Asia mampu menjadi daerah dengan pertumbuhan miliarder paling baik. Sebanyak 113 orang dari Asia mampu mendapat status sebagai miliarder. Jumlah ini melebihi setengah dari total miliarder di tahun 2015.
Miliarder terkaya masih ditempati oleh Bill Gates dengan kekayaan US$ 82 miliar. Peringkat kedua ditempati oleh miliarder Spanyol Amancia Ortega sementara pendiri Facebook Mark Zuckerberg menduduki peringkat kelima.