Sukses

Jalan Indonesia Keluar dari Kemiskinan Ekstrem

Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan agar Indonesia bebas dari kemiskinan ekstrem, salah satu lewat pendidikan.

Liputan6.com, Jakarta - Keluar dari jeratan kemiskinan ekstrem bukanlah hal yang mustahil bagi Indonesia. Hal ini sebagaimana terjadi di Irlandia dan Norwegia yang terbebas dari kemiskinan ekstrem.

Founder Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menerangkan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan supaya Indonesia terbebas dari kemiskinan ekstrem. Pertama, dengan mendorong pendidikan.

Dia mencontohkan, jika seseorang mendapat pendidikan yang tinggi maka dia akan mengangkat derajat orang tuanya yang miskin.

"Jadi pendidikan itu benar-benar best poverty terminator," kata dia dalam acara Supermentor16: End Poverty di Jakarta, Senin (17/10/2016).

Oleh karena itu, dia mengimbau pemerintah terus menggenjot pendidikan guna menghindarkan masyarakat dari kemiskinan ekstrem. Apalagi, pemerintah sedang menjalankan program tax amnesty atau pengampunan pajak yang dananya bisa digunakan untuk meningkatkan pendidikan.

"Imbauan saya ke pemerintah, Presiden Jokowi. Kita kan banyak uang dari tax amnesty, menurut saya uang sebanyak itu selain infrastruktur harus digunakan untuk pendidikan," ujar dia.

Kemudian, mendorong penggunaan teknologi. Dia menuturkan teknologi dapat digunakan untuk mengatasi kemiskinan ekstrem.

Sebagai contoh, penggunaan Blackberry Messenger (BBM). Menurut informasi yang dia dapat, teknologi BBM akan digunakan untuk pelayanan kesehatan sehingga akan memangkas kemiskinan.

"Saya baru dapat  cerita BBM nanti teknologinya orang di kampung kalau sakit dia tekan nomor, keluar dokter di layar, tanya sakit apa, langsung di kasih tahu apa sakitnya. Langsung diorder obatnya di apotek, dan apotek akan kirim obatnya dengan ojek," tambah dia.

Lalu, dia bilang senjata untuk memangkas kemiskinan ekstrem ialah mendorong adanya kewirausahaan (entrepreneurship).

"Entrepreneurship mengubah cara pandang dan semangat hidup kalian, bisa ambil risiko bukan hanya terima nasib," ujar dia. (Amd/Ahm)