Liputan6.com, Jakarta Harga minyak tergelincir pada perdagangan Senin, disebabkan kekhawatiran akan kelebihan pasokan, di mana harga minyak Amerika Serikat turun di bawah US$ 50 per barel dan volume perdagangannya naik sebelum habis masa kontraknya pada 20 Oktober.
Wakil Presiden Iran berkomentar pada Senin kemarin bahwa Iran harus mendapatkan kembali pangsa pasarnya untuk mengantisipasi sentimen ini, tapi ekspektasi dari pemangkasan produksi OPEC selanjutnya membatasi kerugian.
Baca Juga
Harga minyak acuan, Brent pada perdagangan kemarin dilansir dari CNBC berada di harga US$ 51,51 per barel, jatuh 44 sen. Di hari yang sama harga sempat menyentuh US$ 52,29 per barel.
Advertisement
Kemudian harga minyak Amerika Serikat West Texas Intermediate diperdagangkan US$ 49,93 per barel, turun 42 sen dari penetapan harga sebelumnya. WTi sempat sentuh US$ 50,58.
Analis mengatakan bagwa pedagang sudah mengakumulasi kondisi ini dan melihat peluang untuk menjual lebih cepat dari batas waktu kontrak penjualan.
Data dari layanan monitoring energi Genscape menunjukkan stok minyak mentah di hub penyimpanan di Cushing, Oklahoma imbang .
Namun para pedagang mengatakan WTI masih di bawah tekanan dari laporan pada Jumat oleh penyedia jasa minyak Baker Hughes, yang menunjukkan pengebor minyak AS menambahkan empat sumur di minggu ke 14 Oktober