Sukses

Pasok BBM ke Papua, Pertamina Gelontorkan Rp 800 Miliar

Kebutuhan BBM di Papua mencapai 28 ribu kiloliter (kl) untuk Premium dan 12 ribu kl untuk Solar per bulan.

Liputan6.com, Yahukimo - PT Pertamina menggelontorkan anggaran Rp 800 miliar per tahun untuk memasok dan membuat harga bahan bakar minyak (BBM) di Papua dan Papua sama seperti di wilayah lain.

Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto menuturkan, kendala utama untuk menyalurkan BBM di Papua, terkait dengan kondisi infrastruktur serta geografis wilayah Papua berupa pegunungan dan pedalaman yang sulit terjangkau.

Hal ini mengakibatkan biaya untuk mengangkut BBM menjadi sangat tinggi karena sebagian besar harus diangkut dengan menggunakan moda transportasi udara. Adapun kebutuhan BBM di Papua mencapai 28 ribu kilo liter (kl) untuk Premium dan 12 ribu kl untuk Solar per bulan.

Dwi mengakui kondisi ini turut membuat masyarakat di beberapa wilayah di Papua harus membeli BBM dengan harga yang sangat tinggi. Apalagi jika kondisi pasokan terganggu.

"Harga di masyarakat bisa sampai Rp 60 ribu sampai Rp 100 ribu bila suplai terganggu," ujar dia saat peresmian Program BBM Satu Harga di Yahukimo, Selasa (18/10/2016).

Selain soal geografis, penyebab harga BBM tinggi terkait keberadaan lembaga penyalur BBM dan masalah ketahanan stok.

Sesuai arahan Presiden, lanjut dia, Pertamina kemudian membuat langkah yang bisa mendorong harga BBM di Papua sama seperti daerah lain. Mulai dari mendatangkan pesawat khusus Air Tractor yang difasilitasi anak usaha Pelita Air Service.

Hingga mendirikan lembaga penyalur BBM di 8 kabupetan di Papua.  Alhasil, sejak Agustus lalu sebanyak 8 wilayah di Papua dan Papua Barat yang masuk kategori merah karena memiliki harga BBM di atas harga pemerintah kini bisa menikmati harga sumber energi dengan lebih murah.

 

Â