Sukses

Anggaran Kena Pangkas, Jonan Tunda Proyek Kementerian ESDM

‎Anggaran sambungan gas rumah tangga dalam program Kementerian ESDM dipotong Rp 100 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membatalkan rencana pembangunan beberapa proyek pada tahun depan. Langkah pembatalan tersebut karena adanya pemangkasan anggaran sebesar Rp 291,59 miliar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2017. Dengan pemangkasan tersebut maka anggaran Kementerian ESDM turun dari dari Rp 7,32 triliun ‎menjadi Rp 7,027 triliun.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, dengan adanya pemangkasan anggaran tersebut, maka kementerian melakukan penyesuaian penggunaan dengan membatalkan atau mengurangi beberapa proyek yang telah masuk dalam rencana. Contoh proyek yang dikurangi adalah pembangunan jaringan pipa gas bumi untuk sambungan rumah tangga.

"Pertama, yang dipotong adalah pembangunan jaringan gas. Jaringan gas rumah tangga di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas bumi," kata Jonan, saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/10/2016).

‎Anggaran sambungan gas rumah tangga dipotong Rp 100 miliar, akibatnya sambungan gas rumah tangga‎ dikurangi 15.500 sambungan dari 69.200 sambungan menjadi 53.700 sambungan.

Distribusi sambungan tersebut Musi dan Banyu asin 10 ribu sabungan, Muara Enim dan Pali 10 ribu sambungan, Pekanbaru 3.200 sambungan, eksisting 4 ribu sambungan, Bontang pengembangan 6 ribu, Bandar Lampung 10 ribu sambungan, Mojokerto 10 ribu sambungan dan Samarinda 4.500 sambungan.

"Ini dengan pertimbangan bahwa belum tentu dikerjakan semua dapat selesai dalam satu tahun anggaran ke depan," tutur Jonan.

Proyek berikutnya yang dikurangi karena adanya pemangkasan anggaran adalah pemasangan alat pengubah konsumsi Bahan Bakar (konverter kit) pada kapal nelayan, untuk menjalankan program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG).

Pemotongan angagran sebesar Rp 50 miliar, sehingga konverter kit yang dibagikan menjadi 24 ribu paket dari rencana awal 28 ribu paket.

Konverter kit tersebut tersebar di Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Sulawesi Selatan, Banten, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Sulawesi Barat, Riau, kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

Proyek berikutnya adalah Pembangkit Listrik Gasifikasi Batubara senilai Rp 49,7 miliar. Proyek tersebut dibatalkan selain karena pemangkasan anggaran, juga dinilai belum matang.

"Ini Direktorat Jenderal EBTKE. Jadi ini kami tunda di tahun 2018 mengingat banyak hal persiapan pembangunan yang perlu dilakukan," ucap Jonan.

Selain pembangkit Gasifikasi batubara, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah juga dibatalkan pembangunannya pada 2017, karena ada perubahan teknologi sehingga studi kelayakannya akan dilakukan ulang.

Proyek terakhir yang dipangkas anggarannya adalah belanja barang dan modal pada unit kementerian ESDM, senilai Rp 52 miliar, yang lebih banyak biaya operasional.

"Jadi ada biaya operasional, barang operasional, seminar kit, penjilidan, percetakan dan laptop ini kami coba kurangi Rp 52 miliar. Ini jumlahnya sebenarnya ratusan miliar," tutup Jonan. (Pew/Gdn)