Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir September atau kuartal III tidak seperti perkiraan. Perbaikan ekonomi dinilai masih akan signifikan.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengungkapkan, masih lemahnya pertumbuhan ekonomi ini salah satunya karena konsumsi.
"Kuartal III 2016 tidak sesuai prediksi. Kami lihat dengan indikator yang ada termasuk juga dari sisi konsumsi, investasi belanja pemerintah, ekspor pertumbuhan memang lebih rendah dari yang kami perkirakan," papar dia di Gedung Bank Indonesia, Kamis (20/10/2016).
Baca Juga
Juda menambahkan, investasi swasta, khususnya non bangunan juga masih belum kuat. Ini sejalan dengan kapasitas produksi terpasang yang masih cukup besar.
Sementara itu, menurut Juda, stimulus fiskal diperkirakan masih terbatas, sejalan dengan penyesuaian belanja pemerintah pada semester II 2016.
Dari sisi eksternal, masih lemahnya ekonomi dan perdagangan dunia mengakibatkan perbaikan ekspor riil masih tertahan, meski harga beberapa komoditas ekspor mulai membaik.
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan 2016 diperkirakan cenderung mendekati batas bawah kisaran 4,9-5,3% (yoy).
"Kami sudah sampaikan masih sekitar 5 persen untuk triwulan III. Mungkin agak sedikit dalam range, bisa sedikit lebih rendah," tutup dia. (Yas/Nrm)