Liputan6.com, Jakarta - Apakah Anda selalu berpikir untuk menutup kartu kredit, tapi selalu ragu karena bisa merusak skor kredit? Credit scoring atau skor kredit adalah sistem yang digunakan oleh bank-bank untuk menentukan apakah konsumen pantas mendapatkan kartu kredit, KPR, KTA, atau bentuk pinjaman lainnya.
Sederhananya skor tersebut berisi riwayat finansial Anda yang salah satunya dibangun dengan kepemilikan kartu kredit. Andamungkin pernah mendengar kalau buka tutup kartu kredit bisa merusak credit scoring. Namun anggapan ini tidak selamanya benar.
Berikut lima situasi di mana sudah saatnya Anda menutup kartu kredit seperti dikutip dari CekAja.com pada Sabtu (22/10/2016):
Advertisement
Pengeluaran tidak terkontrol
Kartu kredit membuat banyak orang berpikir mereka punya ‘kelebihan uang’. Misalnya saat sedang menginginkan sebuah barang, Anda akan membelinya dengan cara menggesek kartu kredit walau sedang tidak punya uang. Apalagi saat itu barang tersebut limited edition. Setelah membelinya Anda merasa puas, tapi tidak demikian saat tagihan datang.
Justru jika tidak segera ditutup, Anda dikhawatirkan akan semakin boros dan menumpuk utang. Meski tidak mempengaruhi skor kredit, hal ini mungkin bisa menghalangi Anda mendapatkan kenaikan limit jika di lain waktu mengajukan kartu kredit baru. (Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat Gunakan Kartu Debit dan Kartu Kredit?)
Selalu membayar dalam jumlah minimum
Total bunga 2,95 persen per bulan mungkin terkesan ringan. Tapi kalau Anda punya kebiasaan membayar tagihan dalam jumlah minimum, maka bunga yang dibebankan pada Anda akan dihitung harian.
Dalam sistem pembayaran kartu kredit, terdapat periode bebas bunga. Yakni, Anda dibebaskan dari bunga apabila melunasi tagihan sebelum tanggal jatuh tempo setiap bulannya. Apabila Anda melakukan pembayaran lewat dari jatuh tempo, maka bunga akan dihitung berdasarkan selisih hari pembukuan dan pembayaran.
Ini artinya, semakin cepat dan semakin besar jumlah yang Anda bayarkan, maka semakin murah murah bunga yang dibebankan. Tapi kalau Anda malah membayar dalam jumlah minimum, bunga yang dibebankan akan semakin besar. Bukannya untung, Anda justru dirugikan.
Iuran tahunan mahal
Iuran tahunan mahal
Biasanya bank penerbit kartu kredit akan memberikan bebas iuran tahunan selama satu atau dua tahun untuk menarik nasabah. Tapi selepas itu, nasabah baru sadar kalau ternyata iuran tahunan yang dibayarkan cukup mahal. Anda akan dirugikan jika termasuk orang yang jarang menggunakan fitur kartu kredit tersebut.
Tapi sebelum memutuskan untuk menutup kartu kredit, sebenarnya Anda bisa bernegosiasi dengan pihak bank untuk menggratiskan iuran. Biasanya bank akan mengabulkan jika Anda termasuk pengguna aktif dan memiliki kolektibilitas kredit yang bagus.
Disalahgunakan
Jika kartu kredit Anda dicuri atau hilang, maka Anda harus segera menelepon Costumer Service untuk memblokir. Tapi jika Anda merasa data pribadi Anda telah dicuri, maka yang harus Anda lakukan adalah menutup kartu kredit dan meminta diterbitkan kartu baru. (Baca juga: Waspada Penipuan Kartu Kredit, Bagaimana Cara Menolak Transaksi)
Sudah banyak kasus di mana pelaku kejahatan mencuri data kartu kredit korban dan membebankan tagihan dalam jumlah besar. Ada juga yang datanya curinya untuk dibuat kartu kredit duplikat yang digunakan oleh pelaku. Tak hanya itu, misalnya Anda memberlakukan autodebet untuk membayar iuran bulanan gym.
Namun setelah Anda keluar, gym tersebut masih saja melayangkan tagihan. Anda harus segera menutup kartu kredit untuk menghindari kerugian lebih besar.
Advertisement