Liputan6.com, Balikpapan - PT Pertamina (Persero) menyatakan pengembangan kilang minyak Balikpapan, Kalimantan Timur sekitar US$ 3,6 miliar atau Rp 46,90 triliun (asumsi kurs Rp 13.028 per dolar Amerika Serikat). Pembangunan kilang minyak ini seluruhnya menjadi investasi jangka panjang Pertamina.
"Investasinya sebesar US$ 3,6 miliar," kata Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina, Rachmad Hardadi di Balikpapan, Sabtu (22/10/2016).
Rachmad mengatakan, investasi pengembangan kilang akan berasal dari kantong Pertamina. Dia tidak menyebutkan sumber anggaran investasi yang akan digelontorkan Pertamina. "Itu (sumber anggaran) nanti saja," tutur dia.
Kilang minyak Pertamina Balikpapan, lanjut Rachmad hanya berkapasitas produksi 260 ribu barel per hari. Kilang minyak ini akan ditingkatkan kapasitas produksinya menjadi 360 ribu barel per hari.
Baca Juga
Rachmad menargetkan peningkatan produksi BBM kilang minyak Pertamina Balikpapan terealisasi pada 2019 mendatang. Produksi BBM kilang minyak Pertamina Balikpapan dipatok berstandar Euro 2.
Namun demikian, Rachmad memastikan kualitas produksi kilang minyak ini ditingkatkan hingga berstandar Euro 4 hingga Euro 5. Pencapaian BBM standar Euro 4 hingga Euro 5 diperkirakan mampu terealisasi pada pertengahan 2021 mendatang.
"Sesuai tuntutan kebutuhan masyarakat produksinya akan ditingkatkan berstandar Euro 4 hingga Euro 5," ujar dia.
Peningkatan produksi kilang minyak Pertamina Balikpapan diproyeksikan guna memenuhi kebutuhan BBM Indonesia timur. Pertamina sedang dalam pengerjaan pembangunan apartemen setinggi 24 lantai bagi peruntukan karyawan Pertamina Balikpapan.
"Semua sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Apartemen ini akan dihuni karyawan Pertamina yang berdiam di perumahan Parikesit Balikpapan. Perumahan tersebut akan digusur menjadi gudang dan workshop pengembangan kilang Balikpapan," ujar dia. Â
Rachmad mengklaim kemajuan pengembangan kilang Balikpapan tidak menemui kendala berarti saat ini. Mereka hanya terkendala dalam penggusuran perumahan Pertamina yang di antaranya masih dihuni para karyawan purnakarya.
"Namun saat dijelaskan untuk kepentingan bangsa dan negara, mereka mau memahami," kata dia.
Advertisement