Liputan6.com, Jakarta Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Sudhamek menilai peran usaha mikro, kecil dan menengah sangat besar dalam perekonomian Indonesia. Bahkan melalui skema UMKM, sektor pertanian Indonesia mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sudhamek menyatakan, saat ini kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai 57,6 persen. Selain itu, UMKM juga terbukti mampu menyerap‎ tenaga kerja dalam jumlah yang besar.
Baca Juga
"Saya pikir UMKM itu penting. Kontribusi UMKM (terhadap PDB) 56,7 persen, 96,9 persen serapan tenaga kerja, terhadap ekspor 15,6 persen. UMKM ini juga sudah terbukti di krisis 1998," ujar dia dalam acara Rembuk Nasional di Jakarta, Senin (24/10/2016).
Melihat data tersebut, lanjut dia, sektor pertanian Indonesia akan maju jika dikelola dengan mekanisme UMKM. Namun permasalahannya, jika UMKM tidak mendapatkan prioritas maka selamanya tidak akan bisa berkembang dengan baik.
"Pertanian pasti kena kalau kita pendekatannya ke UMKM. Problem-nya, kalau UMKM dibangun seperti sekarang, maka selamanya akan seperti ini," tutur dia.
Sudhamek menjelaskan, selama ini UMKM selalu didorong untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar. Namun bentuk kerjasama sebagian besar berbentuk bantuan (CSR), bukan sebagai usaha yang mendukung jalannya perusahaan besar, sehingga sulit bagi UMKM untuk berkembang.
"Penyebab UMKM tidak berkembang baik, UMKM ini kerja samanya dengan perusahaan besar. Tapi kalau bentuknya tangan di atas dan di bawah, jangan harap UMKM itu berkembang. UMKM sebagian besar bisa sangat dikerjasamakan dengan BUMN dan swasta besar, dengan pendekatan value chain," tandas dia.(Dny/Nrm)