Sukses

Perbedaan Harga Pangan Capai 30 Persen di Natuna

Ada kapal tol laut logistik Natuna juga mendorong industri perikanan sehingga menjamin distribusi ikan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, salah satu tujuan diadakannya Kapal Tol Laut Logistik Natuna ialah untuk menekan harga pangan di Natuna. Dia menuturkan, saat ini terjadi perbedaan harga mencapai 30 persen.

"Natuna sebenarnya disparitas tidak terlalu jauh, kira-kira 30 persen. Tapi ada dua hal yang kita harus ada jalur ini, satu pada saat ombak gede tidak ada kapal kecil ke sana. Pada saat itu, ini adalah satu-satunya kapal," kata dia saat pelepasan Kapal Tol Laut Logistik Natuna di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (25/10/2016).

Selain itu, tujuan adanya kapal tersebut ialah untuk mendorong industri perikanan. Adanya kapal ini diharapkan menjamin distribusi ikan.

"Kedua fungsi perikanan, kalau ada kapal pasti, maka industri perikanan lebih pasti melakukan collecting ikan-ikan yang ada di sana," ujar dia.

Budi Karya mengatakan, dengan Kapal Tol Laut Logistik diharapkan harga jual barang-barang di Natuna menjadi relatif sama. Lantaran, operasional dari kapal tersebut disubsidi pemerintah.

Namun begitu, dia tak menyebut subsidi yang diberikan pemerintah. Dia bilang, subsidi ini bakal diberikan antara setahun sampai dua tahun.

"Sekarang masih subsidi, kita masih subsidi Pelni, diharapkan kita dalam 1 tahun, maksimal 2 tahun menjadi rute ekonomis, komersial. Artinya tahun kedua Pelni menjalani rute dengan tarif komersial, menjadi  satu pengiriman yang besar. Kita tahu ikan segar luar biasa, memang kita butuh pioner, memberikan subsidi Pelni," ujar dia.

Untuk diketahui, Kapal Tol Logistik Natuna ini melibat beberapa BUMN. Antara lain, PT Pelindo II dengan anak usahnya PT Multi Terminal Indonesia (MTI), PT Pelni dengan anak usahanya PT Pelni Logistik,  PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Perikanan Nusantara.