Liputan6.com, New York- Banyak faktor yang dapat membuat seseorang merasa tidak betah dengan pekerjaannya. Banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan, tenggat waktu proyek yang semakin dekat hingga kondisi kantor bisa menghambat seseorang dalam bekerja.
Baca Juga
Advertisement
Tak jarang, hubungan dengan bos di tempat kerja juga bisa memberikan pengaruh tersendiri bagi pegawai. Bos yang menunjukkan sikap positif di kantor akan lebih mudah disukai oleh bawahannya.
Namun tak hanya itu, penelitian yang dilakukan National Longitudinal Study of Youth mengungkap, jenis kelamin pimpinan juga berpengaruh terhadap produktivitas anak buahnya. Seperti dilansir hellogiggles.com, Senin (31/10/2016), pegawai wanita ternyata lebih suka bekerja untuk bos pria.
Penelitian tersebut didasarkan terhadap 12 ribu pekerja dari tahun 1979 hingga 2016. Sebelumnya, riset pada tahun 2008 yang berjudul "National Study of Changing Workforce" juga mengatakan, pegawai wanita lebih tidak menyukai bos berjenis kelamin wanita dibanding laki-laki.
Studi tersebut juga melampirkan data tambahan bahwa perusahaan yang dipimpin pria cenderung lebih sukses dan karyawannya lebih bahagia, ketimbang perusahaan yang dipimpin oleh wanita.
Penelitian lain yang dilakukan oleh UKJobs.net memperlihatkan hasil yang sama. Ternyata, dua dari tiga responden wanita mengaku, lebih menyukai bekerja untuk pemimpin pria. Sebab, pria, secara natural memiliki kemampuan untuk memberikan penjelasan yang logis dan terbuka.
Lalu, sepertiga responden menilai kebanyakan bos wanita cenderung memiliki karakter tidak adil dan membawa masalah pribadi ke urusan pekerjaan.
Walau hasil survei mengatakan pria lebih optimal dalam mengisi kursi kepemimpinan, bukan berarti mengurangi kesempatan wanita untuk melakukan hal yang sama. Lebih lanjut studi dari National Longitudinal Study menulis, hal ini dapat terjadi akibat persepsi yang berkembang di masyarakat.
"Selama ini wanita sering dinilai kurang kompeten akibat anggapan yang berkembang di masyarakat. Wanita yang memiliki kewenangan dinilai tidak kompeten walau pada hakikatnya mereka memiliki hak yang sama dengan pria," tulis laporan tersebut.