Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mendorong konversi ‎bahan bakar minyak (BBM) ke energi alternatif lain seperti bahan bakar gas (BBG). Langkah konversi energi ini dilakukan mengingat cadangan gas di Indonesia untuk saat ini lebih melimpah jika dibandingkan cadangan minyak mentah.
Kepala Humas SKK Migas Taslim Z Yunus mengungkapkan, semangat dari pemerintah untuk melakukan konversi energi ini sangat positif karena ingin menciptakan kedaulatan energi. Sayangnya, untuk mewujudkan hal tersebut atau untuk mengembangkan gas tidaklah mudah. Saat ini infrastruktur gas sendiri di Indonesia masih sangat minim.
Advertisement
Baca Juga
"Yang jadi masalah adalah infrastruktur, bagaimana gas dari luar Jawa itu bisa dibawa ke Jawa, saat ini shipping terminal di Jawa yang covert ke LNG saja baru satu," papar Taslim dalam diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (29/10/2016).
Taslim menambahkan, selama ini Pulau Jawa menjadi satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi pengguna gas yang cukup tinggi. Namun sayang, pemipaan gas kota sendiri belum merata. "Saat ini sumber gas itu kebanyakan di luar Jawa soalnya," tegas dia.
Meski diakuinya sumber gas di Indonesia cukup melimpah, namun sampai saat ini belum banyak investor yang melirik untuk melakukan eksplorasi di wilayah Indonesia.
Minimnya data mengenai berbagai potensi blok gas yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia menjadi salah satu penyebabnya.
"Banyak sumber, tapi di daerah-daerah remote itu seperti di Papua itu ada keterbatasan data, Jadi PR kita adalah mempersiapkan data sebaik mungkin agar investor itu mau ngebor," papar dia.
Bahkan dia memaparkan dari survei yang dilakukan McKinsey Indonesia menjadi negara yang masuk peringkat 13 terbawah dari 126 negara dalam hal realisasi ekplorasi minyak dan gas oleh para investor. (Yas/Gdn)