Liputan6.com, Jakarta Presiden RI Joko Widodo mendorong masyarakat untuk menabung. Sebab melalui menabung, masyarakat mampu menggerakkan ekonomi sebuah negara. Menurut Jokowi, saat ini masih ada masyarakat yang menyimpan uang di bawah kasur.
‎Dalam acara Pencanangan Hari Menabung Nasional di Jakarta Convention Centre (JCC), Jokowi mengungkapkan sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa, jumlah tabungan masyarakat masih sangat minim.
Baca Juga
‎Jokowi menjelaskan, saat ini rasio porsi tabungan terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita masih kurang lebih 20 persen. Padahal idealnya adalah 32 persen. Sedangkan tingkat kepemilikan rekening total penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun juga hanya 15 persen.
Advertisement
‎"Saya mendapatkan informasi yang menyimpan di bawah kasur lebih Rp 1 triliun itu ada. Saya tidak tahu kasurnya itu sebesar apa. Tapi ini adalah sesuatu yang harus mulai kita gerakkan agar semuanya masuk tabungan," kata Jokowi di JCC, Senin (31/10/2016).
Dengan semakin banyaknya uang tabungan ke bank, maka kewajiban perbankan menyalurkan kredit ke masyarakat juga lebih banyak. Dengan demikian, ekonomi akan berkembang.
‎Dipaparkan Jokowi, masih banyak potensi yang bisa dikembangkan oleh perbankan mengenai gerakan menabung ini. Jokowi mencontohkan ‎potensi tabungan kelompok pelajar saja mencapai 44 juta siswa dan kelompok mahasiswa dan pemuda juga berjumlah sekitar 55 juta orang.
Melalui kebiasaan menabung ini, dikatakan Jokowi juga akan membentuk karakter anak-anak bangsa untuk memiliki perencanaan masa depan masing-masing. Ini akan menjadi kekuatan Indonesia pada tahun yang akan datang.
‎"Tantangan kita bersama adalah bagaimana menjadikan 250 juta jiwa itu sebagai sebuah kekuatan yang produktif, karena pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dari tingkat investasi dan tingkat tabungan masyarakat," ujar Jokowi.