Sukses

Sikap Skeptis Pelaku Pasar Bikin Harga Minyak Kembali Jatuh

Harga minyak saat ini berada di titik terendah jika dihitung sejak akhir September lalu.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah kembali jatuh pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta), membalik keuntungan yang telah dibukukan pada awal perdagangan. Pelaku pasar terus mengambil sikap skeptis akan rencana organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) untuk memangkas produksi.

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (2/11/2016), harga minyak mentah berjangka AS turun 19 sen atau 0,41 persen ke level US$ 46,67 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan harga minyak Brent, yang merupakan patokan global, turun 47 sen atau 0,97 persen ke US$ 48,14 per barel.

Harga minyak saat ini berada di titik terendah jika dihitung sejak akhir September lalu. Penurunan ini karena pelaku pasar belum terlalu yakin dengan aksi nyata dari OPEC untuk mengendalikan produksi.

Di awal perdagangan sebenarnya harga minyak AS melonjak naik karena adanya kebakaran pada jaringan pipa yang dimiliki oleh perusahaan Colonial Pipeline.

Namun karena perusahaan tersebut menyatakan bahwa jaringan pipa akan kembali normal sehingga pasokan bisa kembali mengalir pada akhir pekan ini maka konsentrasi pelaku pasar kembali kepada isu OPEC.

"Ada kekhawatiran yang cukup nyata bahwa anggota OPEC tidak bisa melakukan aksi secara bersama-sama untuk mengendalikan produksinya," jelas Manajer Peneliti di Tradition Energy, Gene McGillian.

Dalam beberapa bulan ini harga minyak terus berjuang agar mampu berada di atas US$ 50 per barel. Namun beberapa usaha yang dilakukan tetap saja tak bisa mempertahankan harga minyak berada di atas US$ 50 per barel. Memang beberapa kali harga minyak berada di level tersebut tetapi tak terlalu lama.

Terakhir, pertemuan OPEC dengan negara-negara non OPEC diharapkan bisa secara bertahap mendorong harga minyak. Negara-negara produsen minyak tersebut akan bertemu pada akhir bulan ini. (Gdn/Ndw)

Video Terkini