Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa berada di atas 6 persen pada 2018. Upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar itu memerlukan kerja keras dari pemerintah beserta para jajarannya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen, maka defisit di dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) harus dijaga agar tidak terlalu besar.
"Untuk mencapai 6,1 persen memang akan dijaga agar defisit APBN tidak terlalu besar hanya karena kita ingin menjadi sumber pertumbuhan ekonomi," ujar dia di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (2/11/2016).
Baca Juga
Selain menjaga defisit, lanjut dia, pemerintah juga harus menggenjot masuknya investasi. Sumber investasi yang berasal dari swasta baik penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang diharapkan bisa mencapai lebih dari Rp 800 triliun.
"Diharapkan perbankan dan capital market yang bisa megenerate atau menghasilkan sumber dana investasi mencapai lebih dari Rp 1.300 triliun dan dari sisi BUMN yang harus melakukan belanja modal atau capital expenditure-nya, diharapkan mendekati Rp 700 triliun. Sehingga tidak semua tekanan untuk mencapai pertumbuhan 6,1 persen adalah berasal dari pemerintah," dia menjelaskan.
Selain itu, kata Sri Mulyani, Presiden Jokowi juga meminta agar regulasi terkait dengan investasi diperbaiki. ‎Serta, menjaga tingkat inflasi dan mendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat.
"Presiden juga menekankan agar seluruh regulasi dan berbagai perbaikan untuk meningkatkan investasi itu diperhatikan. Kemarin EODB sudah membaik, tapi masih banyak langkah yang perlu untuk diperbaiki. Kemudian agar konsumsi meningkat di atas 5 persen, maka inflasi harus dijaga di bawah 4 persen untuk 2018," tutur dia.
‎Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga mencapai di atas 6 persen, pemerintah juga berharap adanya pertumbuhan yang signifikan di berbagai sektor. Sebagai contoh, di sektor pertanian, perikanan dan kehutanan diharapkan bisa tumbuh 5 persen-5,4 persen
"Dan sektor jasa yang selama ini memang meningkat harus dijaga, yaitu perhubungan dan pergudangan yang bisa tumbuh di atas 8 persen. Sektor komunikasi itu diharapkan bisa tumbuh di atas 10 persen, dan sektor jasa perbankan diharapkan bisa tetap terjaga pertumbuhannya mendekati 9 persen. Itu adalah hal yang ingin kita fokuskan. Dan tentu sektor pertambangan masih mengalami konsolidasi," tandas dia. (Dny/Nrm)