Sukses

RI Buka Peluang Negara Lain Garap KA Cepat Jakarta-Surabaya

Jepang akan dilibatkan dalam proses studi kelayakan kereta cepat Jakarta-Surabaya yang akan dilakukan BPPT.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah masih membuka peluang bagi negara lain untuk menggarap proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya, selain Jepang. Negara tersebut seperti Tiongkok, Rusia dan Perancis.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan masih ada peluang bagi negara lain untuk mengajukan kerja sama pembangunan proyek kereta ini. Meski demikian, hingga saat ini negara yang paling berminat adalah Jepang.

"Belum (belum pasti Jepang). Tentu kita lihat opsi lain. Tentu kita juga melihat Jepang ini satu pilihan yang baik sekali‎," ujar dia di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (2/11/2016).

Menurut Luhut, Jepang akan dilibatkan dalam proses studi kelayakan yang akan dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Studi ini akan dibiayai Indonesia.

"Nanti akan dilakukan oleh BPPT dan Jepang akan kita ajak. Dibiayai oleh pemerintah Indonesia. Kemudian detail engineering Indonesia akan ikut sehingga kita juga bisa berapa cost sebenarnya‎," dia menjelaskan.

Luhut juga memastikan lahan untuk proyek ini tidak menjadi masalah. Sementara untuk kecepatan, akan berbeda dengan kereta cepat Jakarta-Bandung yang digarap konsorsium Indonesia dan Tiongkok.

"Sudah ada semua, nggak ada masalah. Hanya mereka akan membangun 1.000 atau lebih perlintasan. Beda (dengan kereta Jakarta-Bandung). Ini kecepatan 150-200, rata-rata 180 km per jam," jelas dia.

Namun Luhut memastikan, jika proyek ini bisa terwujud maka akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Sebab akan ada pusat-pusat bisnis yang juga akan dibangun.

"Tapi ini punya dampak ekonomi yang sangat baik karena kita akan bangun dry port, long coastal dari sini sampai Jawa Timur. Jadi nanti ada di Cikarang, Semarang dan dekat Surabaya‎," tandas dia.(Dny/Nrm)