Liputan6.com, Jakarta PT Sanyo Energy Batam akan menutup pabrik di Batam pada akhir tahun ini. Perusahaan Jepang tersebut bangkrut lantaran sepi pesanan sebagai imbas pelemahan ekonomi global. Akibatnya, ratusan karyawan Sanyo Energy bakal kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Manager Admin and General Affair PT Batamindo Investment Cakrawala, Tjaw Hioeng mengatakan, pabrik Sanyo Energy beroperasi di kawasan industri Batamindo. Pabrik Sanyo Energy Batam ini dipastikan akan segera tutup total.
"Ya Sanyo akan tutup (operasi). Tidak pindah kemana-mana," ujar Tjaw saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (3/11/2016).
Baca Juga
Menurut Tjaw, operasional perusahaan sudah berakhir per 1 November ini. Pemberitahuan ini sudah disampaikan kepada seluruh karyawan yang berjumlah hampir 700 orang, yakni 110 karyawan tetap dan 574 karyawan kontrak.
"Pemberitahuan ke karyawan mulai 1 November lalu. Saya pikir tutupnya akhir bulan ini," terangnya.
Dijelaskan Tjaw, Sanyo Energy Batam tutup operasi lantaran sepi order sehingga keuntungan atau profit terus tergerus dan tak mampu lagi menutup biaya operasional perusahaan.
"Mereka stop operasi karena tidak ada profit akibat sepi orderan. Jadi tutup," papar dia.
Namun ia memastikan setelah Sanyo Energy Batam, tidak ada perusahaan lain yang berhenti operasi, menutup pabrik, bahkan hengkang dari Batam. "Tidak ada perusahaan lain. Kita harapkan jangan ada yang tutup," jelas Tjaw.
Dikonfirmasi terpisah, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengaku belum mendengar kabar penutupan pabrik Sanyo Energy Batam.
"Itu kan sudah kawasan perdagangan bebas (free Trade zone) sehingga perizinan di sana seharusnya BP Batam yang lebih mengetahuinya. Saya sendiri belum ada informasi atau laporan mengenai hal tersebut," kata Deputi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis.
Seperti diberitakan sebelumnya, Deputi V Bagian Pelayanan Umum BP Batam Gusmardi Bustami menjelaskan, PT Sanyo Energy akan menutup pabrik yang ada di Batam. Perusahaan Jepang tersebut memang berkantor pusat di Singapura tetapi memiliki pabrik di Batam.
Gusmardi melanjutkan, penyebab penutupan pabrik tersebut karena pelemahan ekonomi global. "Sejak 2010 memang berdasarkan laporan dari perusahaan sudah mulai tidak stabil," jelas dia.
Selain pelemahan ekonomi global, penutupan pabrik tersebut juga karena permintaan dari dalam negeri yang lemah. Ekonomi global yang melemah membuat ekspor perusahaan turun. Sedangkan karena permintaan dalam negeri lemah membuat produksi pabrik tersebut tak terserap juga.
Sanyo Energi merupakan perusahaan yang memproduksi panel surya (solar cell) dan baterai. Perusahaan asal Jepang ini mulai masuk ke Batam sejak 1992 dengan nilai investasi mencapai US$ 60 juta.
Sementara Humas BP Batam Andy Antono mengatakan usai mengkonfirmasi, Sanyo Energy membenarkan bahwa perusahaan akan tutup pada akhir 2016.
“PT Sanyo Energy Batam itu terdapat 110 orang karyawan permanen dan 574 karyawan kontrak. Untuk kontrak sudah diselesaikan. Penyelesaian karyawan kontrak sebanyak 574 orang sedangkan yang permanen belum di PHK," kata dia.
Andi mengatakan sebenarnya belum ada pernyataan resmi dari perusahaan akan melakukan penutupan. Namun isu tersebut sudah lama terdengar dan akhirnya BP Baham melakukan konfirmasi.
Advertisement
"Mereka berkomitmen akan memenuhi kewajiban atas hak-hak karyawan yang akan di PHK,” ucap Andi. (Fik/Nrm)