Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengaku terus mendukung pengembangan produk-produk pertahanan dan keamanan Indonesia melalui BUMN.
Salama ini sejumlah BUMN sebagai pemasok alat pertahanan dan keamanan Indonesia dan juga beberapa negara di dunia. Sebut saja PT Pindad (Persero), PT PAL (Persero) serta PT Dirgantara Indonesia (Persero).
Namun demikian, Rini mengaku belum puas dengan apa yang sudah dicapai dan diproduksi. Cita-cita negara untuk mewujudkan kemandirian industri pertahanan dan keamanan harus dipercepat.
Baca Juga
Hal ini seiring posisi Indonesia secara geografis strategis yang memisahkan dua samudera dan memiliki 17 ribu pulau yang harus diamankan.
"Untuk itu harus didukung alat pertahanan dan keamanan untuk menjaga udara, darat, laut dan bawah laut, hal itu keharusan kita. Dalam rangka itulah kita tidak mungkin tergantung alat dari luar negeri. Kita harus mampu kembangkan industri secara mandiri lebih cepat," kata Rini di JIExpo, Jakarta, Kamis (3/11/2016).
Untuk mempercepat pengembangan produk pertahanan dan keamanan oleh BUMN tersebut, Rini mendorong untuk terus bekerjasama dengan beberapa perusahaan yang sudah terbukti memiliki kehandalannya di produk-produk tertentu.
Tidak hanya sinergi antar BUMN, Rini juga mendorong untuk bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan asing. Dengan skema transfer teknologi akan meningkatkan kemampuan BUMN dan kualitas produk itu sendiri.
"Sinergi berupa aliansi bahkan konsolidasi merupakan pilar pengembangan BUMN. Kami harapkan pengembangan bersama, baik dengan perusahaan multinasional dan pengguna memberikan kontribusi sama-sama menguntungkan," papar Rini.
Di hadapan para pasukan pertahanan beberapa negara, Rini juga mengungkapkan kesuksesan PT DI dalam memproduksi helikopter dan berbagai pesawat layaknya CN235, PT PAL yang berhasil mengekspor kapal ke Filipina dan PT Pindad yang memasok berbagai senjata dan kendaraan tempur ke berbagai negara. (Yas/Ahm)
Advertisement