Liputan6.com, New York - Aaron Harvey tidak seperti bos kebanyakan. Direktur Eksekutif Kreatif dan Pendiri Ready Set Rocket, sebuah agen pemasaran digital di New York ini, justru mendorong karyawannya memiliki kerja sampingan.
Ready Set Rocket saat ini masuk peringkat teratas perusahaan yang dipilih untuk bekerja, sejajar dengan Squarespace dan AOL. Gaya kepemimpinan Harvey mungkin ada kaitannya dengan hal itu.
"Jika pada akhir hari Anda mencoba untuk melahirkan pimpinan yang akan membuat perubahan di perusahaan, benar-benar penting bahwa Anda mendorong mereka untuk menemukan inspirasi yang pada kenyataannya sering datang dari dalam maupun luar kantor," ujar Harvey melansir laman CNBC, Senin (7/11/2016).
Harvey, yang berusia 35 tahun, merasa tak masalah jika ada karyawan yang memiliki pekerjaan sampingan. Asalkan pekerja secara terbuka memberitahukan tentang hal itu dan tidak mengganggu pekerjaan tetap mereka.
Advertisement
Baca Juga
"Orang-orang perlu untuk mengeksplorasi ide-ide di kepala mereka. Jika tidak itu akan menyesakkan," tutur dia.
Perusahaan bahkan menawarkan program yang cocok untuk memberikan pembelajaran keterampilan baru bagi karyawan. Harvey juga memberikan karyawan pilihan jadwal untuk mempelajari keterampilan tersebut, atau proyek sampingan mereka.
Seperti salah satu copywriter perusahaan, kini ikut belajar tentang desainer digital. Pekerja ini pun bisa membantu perusahaan ketika membutuhkan seorang digital storytelling. Adapula seorang desainer grafis mengambil kelas fotografi dan kerap dapat membantu pemotretan klien.
Harvey menegaskan, contoh-contoh tersebut bukan sebuah strategi untuk dikenal sebagai bos yang keren. Namun dengan membiarkan karyawan memiliki pekerjaan sampingan juga bisa menguntungkan perusahaan.
"Saya pikir apa yang Anda inginkan adalah orang pintar dalam bisnis Anda. Anda ingin memberi mereka cara untuk mencapai tujuan mereka, tumbuh secara mandiri," jelas dia.
Menurut dia, pekerja bahagia akan lebih produktif dan mereka sering mampu menerapkan keterampilan baru dalam bisnisnya.
Meski dia juga mengaku terkadang, ada karyawan yang akhirnya Set Rocket untuk mengejar proyek-proyek sampingan yang mereka geluti.
"Kami sudah membiarkan beberapa orang benar-benar pergi untuk berkreasi dan berinovasi," kata Harvey, yang menyebut salah satunya mantan direktur kreatif yang telah pindah untuk bekerja di media sosial.
"Saya pikir jika Anda memperlakukan orang seperti orang dewasa, Anda akan menemukan bahwa semua eksperimen yang mereka lakukan di luar kantor, semua kreativitas dan energi positif akan datang kembali ke kantor," katanya. "Dan itu akan menyentuh tempat kerja Anda dengan cara yang positif."
Harvey sendiri memiliki proyek sampingan sendiri. Sebuah organisasi nirlaba di bidang kesehatan mental bernama  Intrusive Thoughts. Organisasi ini pun telah membantunya, secara pribadi dan profesional.
"Mengerjakan proyek sampingan, membantu saya mendefinisikan tujuan gambar yang lebih besar," dia menandaskan.