Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memutuskan untuk mereaktivasi jalur kereta api (KA) Yogyakarta-Magelang. Pengoperasian kembali jalur kereta ini diharapkan mendukung kedatangan wisatawan ke Candi Borobudur sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia.
Namun Budi Karya mengakui jika untuk melakukan rencananya itu tidaklah mudah. Meski jalur kereta yang menghubungkan dua kota tersebut sudah ada, namun mengingat sudah tidak aktif sejak 1978, diketahui banyak titik yang beralih fungsi dan rusak sepanjang jalur tersebut.
‎"Ada bangunan-bangunan yang telah berdiri dan menjadi tempat tinggal masyarakat, jika rencana reaktivasi ini dilanjutkan akan menimbulkan persoalan finansial dan sosial yang berat di masyarakat," kata Budi Karya dalam keterangannya, Selasa (8/11/2016).
Baca Juga
Sebab itu, Menhub mengatakan akan melakukan upaya lain dengan membangun perlintasan kereta api baru yang rencananya akan dimulai pada pertengahan 2018. Pembangunan jalur kereta Yogyakarta–Magelang ini diharapkan selesai pada 2019.
“Pembebasan tanah 2 tahun, pembangunan pertengahan 2018, selesai 2019," tegas Budi Karya.
Dia memprediksi biaya yang diperlukan untuk merealisasikan pembangunan perlintasan kereta api sepanjang 40 kilometer (km) ini memerlukan biaya sekitar Rp 5 triliun-Rp 6 triliun yang bersumber dari APBN dan swasta.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Prasetyo menambahkan nantinya jalur kereta api Yogyakarta–Magelang ini akan mengikuti jalur jalan raya yang ada.
"Jalur akan mengikuti jalur jalan raya yang ada saat ini, sekarang ini jalan propinsi akan ditingkatkan menjadi jalan nasional, jadi nanti yang dibangun yang dari Stasiun Sentolo ke utara (arah Magelang)," jelas Prasetyo.
Upaya untuk lebih meningkatkan kunjungan wisata khususnya di Yogya, Solo, dan Candi Borobudur nantinya kereta api yang melayani rute ini akan di desain secara khusus.
Advertisement
Begitu juga dengan stasiun yang dilalui juga akan di desain dengan mengusung budaya kearifan lokal. (Yas/Nrm)