Sukses

Tol Laut Telah Berdampak, Harga Semen dan Ayam di NTT Turun

Tol laut telah terbukti telah menurunkan disparitas harga di wilayah Indonesia Bagian Barat dengan Timur Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Program tol laut yang dijalankan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama dua tahun ini diklaim telah membuahkan hasil. Tol laut telah menurunkan disparitas harga antara wilayah Indonesia Bagian Barat dan Timur.

Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi ‎dalam Forum Konsolidasi Industri Kemaritiman Nasional Transformasi Tol Laut di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, Rabu (9/11/2016).

"Program tol laut yang selama ini telah dijalankan telah membuahkan hasil. Itu artinya transportasi laut telah menunjukkan peran dalam konektivitas nasional," kata Budi Karya.

Jumlah trayek perintis yang sudah dibuka dan beroperasi hingga saat ini mencapai 96 trayek. Sementara pengoperasian tol laut sebanyak 6 trayek. Hasil dari implementasi program tol laut sudah menurunkan perbedaan harga di wilayah Barat dan Timur Indonesia.

"Tol laut telah terbukti telah menurunkan disparitas harga di wilayah Indonesia Bagian Barat dengan Timur Indonesia. Contohnya di Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur, harga semen sudah turun 14 persen. Bahkan ayam ras turun 49 persen," jelas Budi.

Pemerintah, akan terus menginisiasi dan menindaklanjuti program tol laut. Menstimulasi pelaku agrikultur agar ada suatu daya dobrak untuk menghasilkan barang produksi yang bisa dibawa ke wilayah Barat.

"Tantangan tol laut ke depan makin besar, namun tol laut telah memberikan suatu langkah yang belum dilakukan. Banyak pelabuhan kita kurang sinergi, sehingga dibuka kesempatan kepada BUMN dan swasta untuk membenahinya," kata Budi.

Dikutip dari kerjanyata.id, jumlah trayek yang dilayani dalam tol laut mencapai menjadi 96 trayek. Dari jumlah trayek ini, 54 trayek dilayani oleh kapal negara, 42 trayek dilayani oleh kapal swasta dan 1 trayek khusus angkutan ternak.

Seiring dengan adanya trayek dalam tol laut ini, harga komoditas di beberapa wilayah juga mengalami penurunan. Sebagai contoh Kecamatan Tahuna, Sulawesi Utara, harga beras mengalami penurunan 5 persen, terigu 5 persen dan semen turun 5 persen.

Hal serupa juga terjadi di Kecamatan Namlea, Maluku. Harga beras turun 22 persen, bawang merah turun 20 persen, gula turun 28 persen, minyak goreng turun‎ 15 persen, tepung terigu turun 29 persen, daging ayam ras turun 49 persen, triplek turun 17 persen, dan semen turun 22 persen. (Fik/Gdn)