Sukses

Pemerintah Dukung Pertamina Impor BBM dari Malaysia

Pemerintah menilai impor BBM antara Pertamina dan Petronas merupakan aksi korporasi.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mendukung PT Pertamina (Persero) menggandeng Petronas untuk memasok Bahan Bakar Minyak (BBM) di perbatasan. Langkah itu guna menerapkan program BBM satu harga yang mulai diterapkan 1 Januari 2017.

Pertamina berencana mengimpor BBM dari Malaysia dengan menjalin kerja sama dengan Petronas. Impor BBM tersebut untuk memasok BBM di perbatasan Indonesia-Malaysia, yang wilayahnya lebih mudah diakses dari Malaysia.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, jika mengimpor BBM dari Malaysia lebih murah, sehingga dapat mengurangi biaya transportasi.

‎"Impor oke-oke saja. Ini mengurangi biaya transportasi," kata Wiratmaja, di Jakarta, Kamis (10/11/2016).

Wiratmaja menuturkan, kegiatan impor tersebut merupakan aksi korporasi Pertamina, sehingga kerja samanya hanya sebatas Pertamina dengan Petronas. Hal itu bukan antara Pemerintah.

"Tapi kegiatan itu masuk aksi korporasi ya‎," ujar Wiratmaja.

Sebelumnya Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, ‎Pertamina mencari cara paling efektif untuk memasok Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah terpencil, dengan menggunakan berbagai moda transportasi.

‎"Kami akan mencari cara yang paling efisien. Kalau mungkin lewat laut, ya kita pilih laut. Darat yang bisa ditempuh juga bisa. Pesawat pilihan terakhir," kata Bambang.

Saat ini di wilayah Kalimantan Utara, Kabupaten Krayan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, Pertamina memasok BBM menggunakan Pesawat karena tidak ada jalan yang bisa ditempuh untuk mencapai wilayah tersebut,  tentunya biaya an‎gkut BBM sangat mahal.

Namun kondisi tersebut akan diatasi Pertamina, dengan mengimpor BBM dari Malaysia untuk wilayah yang berbatasan langsung, sehingga harga distribusi BBM bisa menjadi lebih murah. Bambang menuturkan, Pertamina telah menjalin kerja sama dengan Petronas dan sudah mendapat izin dari Pemerintah ‎Indonesia dan Malaysia.

"Kami sudah tandatangan kontrak dengan anak perusahaan Petronas, kita saling bisa impor. Kita sudah dapat izin dari masing-masing pemerintah," ucap Bambang.

Bambang mengungkapkan, Malaysia juga bisa melakukan hal yang sama, untuk wilayahnya yang lebih dekat dengan distribusi Pertamina, sehingga lebih efisien.

"Jadi Krayan bisa diambil dari Serawak (Malaysia). Dan kita bisa kirim juga kesana. Jadi swap (tukar). Kalau ini bisa jalan, cost kami bisa jauh lebih murah," tutur Bambang.(Pew/Ahm)