Sukses

Ilham Habibie Perkirakan Ekonomi RI Tumbuh 5,2 Persen Tahun Ini

Pertumbuhan ekonomi dunia yang belum pulih berdampak secara tidak langsung kepada perekonomian Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diprediksi tidak akan jauh dari angka 5,2 persen. Hal tersebut melihat pertumbuhan ekonomi pada tiga kuartal tahun ini berkisar di angka 5 persen.

Anggota Indonesia Economic Forum Advisory Council Ilham Habibie mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini masih tidak lepas dari kondisi ekonomi global dan perekonomian nasional yang belum pulih.‎

"Saya rasa 5,2 persen tahun ini flat‎. Kita bisa lihat dari sisi eksternal dan internal," ujar dia di kawasan Patra Kuningan, Jakarta, Kamis (10/11/2016).

Ilham mengungkapkan, dari sisi eksternal, pertumbuhan ekonomi dunia yang belum pulih berdampak secara tidak langsung kepada perekonomian Indonesia. Salah satunya yaitu karena pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang masih melambat.

"Dari eksternal, pertumbuhan dunia saat ini masih mandek, saya tidak lihat ada perbaikan bahkan penurunan. Seperti Tiongkok tetap begitu dan faktor Tiongkok buat kita besar sekali. Waktu kemarin dia agak baik, dia beli semua produk kita terutama sumber daya alam (SDA), ekspor kita kan dulu lebih dari 50 persen SDA, itu kebanyakan ke Tiongkok. Sekarang turun sekali," jelas dia.

Menurut dia, butuh waktu yang lebih lama bagi perekonomian dunia untuk pulih dan tumbuh dengan stabil. Oleh sebab itu, dampak eksternal ini akan lebih lama dirasakan oleh Indonesia.

"Bisa bangkit kembali? Saya kira tidak bisa dalam waktu cepat. Mungkin bisa stabilisasi jadi tidak merosot lebih lanjut. Tapi dia harus cari fondasi dulu terus pelan-pelan naik lagi tapi tidak bisa seperti dulu," kata dia.

Kemudian dari faktor ‎internal. Menurut Ilham, dengan kondisi ekonomi seperti saat ini, Indonesia perlu lebih banyak melakukan improvisasi dan perbaikan baik dalam hal birokrasi, infrastruktur dan lain-lain. Dengan demikian, akan memacu pertumbuhan ekonomi dari dalam.

"Sisi internal, kita punya situasi seperti ini. Supaya kita punya ekonomi lebih baik lagi, yang harus dilakukan perbaiki infrastruktur. Kalau kita mau produksi kita perlu listrik, kita perlu air, jalanan. Kalau tidak nanti semua mahal. Itu perlu waktu," tandas dia. (Dny/Gdn)