Sukses

IHSG Melemah Ikuti Bursa Asia

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah ikuti bursa Asia pada perdagangan Jumat pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah ikuti bursa Asia pada perdagangan Jumat pekan ini.

Pada pembukaan perdagangan saham, Jumat (11/11/2016), IHSG turun 69,65 poin atau 1,278 persen ke level 5.380,64.Indeks saham LQ45 naik 0,74 persen ke level 928,34. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Ada sebanyak 133 saham melemah sehingga mengangkat IHSG. 21 saham menguat dan 81 saham lainnya diam di tempat. Tercatat volume perdagangan saham sekitar 404,13 juta saham dengan nilai transaksi perdagangan 449,67 miliar saham.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 15.767 kali. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.380,68 dan terendah 5.289,52. Di tengah IHSG melemah, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 21,4 miliar.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG bakal bergerak di support 5.400 dan resistance 5.500.

Lanjar menjelaskan, IHSG ditutup menguat sebanyak 35,98 poin atau sebanyak 0,66 persen ke level 5.450,31 pada perdagangan saham kemarin. "Sektor konsumer melemah 0,64 persen di saat mayoritas indeks sektoral berbalik menguat," kata dia di Jakarta, Jumat (11/11/2016).

Penguatan IHSG ditopang oleh optimisme investor domestik. Namun begitu, investor asing justru melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 276,65 miliar.

Sejalan dengan IHSG, Bursa Asia mayoritas ditutup menguat. Penguatan Bursa Asia didorong oleh penguatan harga komoditas. "Investor berspekulasi adanya volatilitas jangka pendek menyusul kemenangan Trump," jelas dia.

Senada dengan IHSG, Bursa Asia juga dibuka melemah. indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen. Sementara indeks Korea susut 0,5 persen.

Sedikit beda, indeks Jepang Nikkei meningkat lebih dari 1 persen ke posisi tertinggi dalam 6,5 bulan terpicu pelemahan yen.

"Fokus pasar telah bergeser ke kebijakan yang diambil Trump setelah sebelumnya buruk di awal. Pasar berpikir kemungkinan dia akan melindungi ekonomi domestik AS. Itu menjelaskan mengapa Dow naik dan Nasdaq lemah," kata Koichi Yoshikawa, Direktur Eksekutif Standard Chartered Bank.