Liputan6.com, New York - Perencana keuangan Timothy LaPean melihat ketakutan di mata masyarakat sesaat setelah Donald Trump terpilih menjadi presiden Amerika Serikat (AS).
Seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (12/11/2016), sebagian orang panik. Para investor melihat bahwa kebijakan Trump akan menghancurkan industri pasar modal dan pasar keuangan sehingga akan mengganggu investasi mereka.
Advertisement
Baca Juga
Memang, Trump merupakan sosok yang kontroversial. Para investor melihat bahwa keputusan Trump di sektor politik pasti akan mengganggu iklim ekonomi.
Namun ternyata, beberapa perencana keuangan memiliki beberapa pandangan sendiri mengenai terpilihnya Trump menjadi pemimpin di negara Paman Sam tersebut.
Berikut ini pandangan mereka:
1. Anda berinvestasi bukan berpolitik
Perencana keuangan dari Egan, Berger & Weiner, LLC, Vienna, AS, Howard Pressman mengatakan, hal yang ahrus diingat oleh para investor dan menjadi penekanan dalam setiap menaruh uangnya di instrumen investasi adalah ekonomi AS sudah sehat.
Sedangkan Ed Vargo, konsultan keuangan dari Burning River Advisory Group in Westlake, Ohio, AS, menambahkan, jika ingin berinvestasi, Anda sebaiknya kembali ke faktor fundamental. Apakah saham perusahaan yang akan Anda beli akan melakukan ekspansi pasar dan lain-lain.
Jadi yang perlu Anda pahami adalah, apa cita-cita perusahaan yang akan Anda beli sahamnya? Jika perusahaan tersebut bercita-cita untuk terus berkembang maka siapapun presiden yang terpilih tak akan menyurutkan rencana dari perusahaan untuk berkembang.
Selain itu perlu juga menjadi perhatian. Di dunia politik, retorika saat kampanye bisa berubah ke depannya.
2. Ingat, Donald Trump pro pertumbuhan
Perencana keuangan dari Pinnacle Advisory Group dan penulis blog The Nerd's Eye View Michael Kitces menjelaskan, setelah Donald Trump terpilih, kondisi pasar saham AS tak banyak bergejolak. Hal tersebut membuktikan bahwa pelaku pasar sudah siap dengan apa yang terjadi.
Ia melanjutkan Donald Trump merupakan pengusaha, oleh sebab itu ia tak akan membiarkan kondisi pasar saham jatuh.
3. Mitigasi risiko dan jangan panik
Semua orang yang berinvestasi seharusnya sudah mengerti bahwa setiap instrumen investasi memiliki risiko masing-masing. Oleh sebab itu, setiap investor seharusnya bisa memitigasi risiko yang ada termasuk terpilihnya Donals Trump menjadi Presiden AS.
Perencana keuangan Chris Chen menjelaskan, investor harus fokus kepada investasi jangka panjang. Oleh sebab itu jika kondisi pasar saham bergejolak sesaat setelah pemilihan presiden, ia menyarankan untuk tetap jangan panik dan menjual saham di harga rendah.
4. Berburu peluang yang ada
"Sekarang justru waktu yang tepat untuk masuk ke komoditas karena Donald Trump berjanji akan mendorong infrastruktur," jelas perencana keuangan Cereus Financial Advisors, Franklin Lakes, AS, David Haas. (Gdn/
Â