Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan telah mengambil tindakan penanggulangan terkait kasus Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tercampur air. Tindakan tersebut agar penyaluran BBM yang telah tercampur air tidak meluas sehingga menghindari kerugian masyarakat.
Areal Manager Communication and Relation Pertamina Jawa Bagian Barat Yudi Nugraha mengatakan, Pertamina tengah memeriksa setiap tangki pendam khusus untuk BBM jenis Biosolar di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Alasannya, BBM yang tercampur air hanya BBM jenis Biosolar.
Jika tangki pendam Biosolar tersebut terdapat air maka Pertamina akan langsung memisahkannya. "Prinsipnya yang sudah kami distribusikan ke SPBU jika kedapatan maka akan kami bongkar lagi dan keluarkan airnya," kata Yudi, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Minggu (13/11/2016).
Advertisement
Baca Juga
Jika Biosolar tercampur air masih berada di mobil tangki, maka akan dikembalikan ke depot atau terminal BBM, kemudian solar tersebut diganti dengan solar murni, baru didistirbusikan ke SPBU. "Kalau yang mobil dikembalikan ke depot diganti Solar murni. Mengindari berlanjut tersalur," ungkap Yudi.
BBM yang tercampur air hanya terjadi pada jenis Biosolar, sesuai dengan ketetapan Pemerintah dalam menjalankan program mandatori biodiesel, BBM tersebut dicampur dengan biodiesel dengan porsi 20 persen (B20) "Itu Biosolar, digunakan kan B20 campurnya feme (biodiesel) 20 persen," tegas Yudi.
Dugaan awal penyebab adanya kandungan air pada Biosolar, berasal dari biodiesel yang dicampur pada solar bersubsidi tersebut. Namun untuk mengetahui penyebab lebih pasti saat ini sedang dilakukan penyelidikan.
Yudi melanjutkan, BBM yang tercampur air hanya terjadi pada jenis Biosolar, sedangkan BBM jenis lainya seperti Premium, Pertamax, Pertalite dan Pertamina Dex tidak mengalami hal yang sama. "Yang tercampur air itu hanya Biosolar, kalau Premium, Pertamax, Pertalite tidak tercampur," tutup Yudi. (Pew/Gdn)