Sukses

Lewat Kendal, Hubungan RI dan Singapura Jadi Lebih Erat

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong meresmikan Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong meresmikan Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah pada hari ini. KIK merupakan usaha patungan antara PT Jababeka Tbk dengan Sembcorp Development Indonesia Pte. Ltd, anak perusahaan Sembawang Development Ltd, perusahaan asal Singapura.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, pengembangan KIK ini diharapkan mampu mempererat hubungan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Singapura. “Kedua negara merupakan mitra penting dalam berbagai hal, seperti mitra dagang, investasi, pariwisata dan bidang lainnya,” ujar di dalam keterangan tertulis di Jawa Tengah, Senin (14/11/2016).

Retno menyampaikan, di bidang perdagangan, Singapura menjadi mitra ketiga terbesar Indonesia dengan kontribusi lebih dari US$ 30 miliar pada 2015. “Sementara itu, untuk investasi, Singapura menjadi mitra asing nomor satu di Indonesia dengan nilai mencapai US$ 5,9 miliar melalui 3.012 proyek,” kata dia.

‎Sementara itu CEO Sembcorp Development Kelvin Teo mengatakan, pihaknya terus mendorong pemerintah Indonesia agar merespons secara proaktif peresmian KIK bagi pembangunan ekonomi kedua negara.

“Kami memohon kepada pemerintah Indonesia menyiapkan dukungan pembangunan infrastruktur yang komprehensif dan berkelas dunia khususnya untuk konsep kota Singapura yang baru di provinsi Jawa Tengah,” ungkap dia.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, keberadan Kawasan Industri Kendal diharapkan menjadi salah satu upaya strategis untuk meningkatkan kontribusi Jawa Tengah terhadap perekonomian nasional. Untuk itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan pemerintah provinsi Jawa Tengah mempelopori pengembangan KIK melalui peyusunan masterplan dan rencana kawasan strategis ekonomi Jawa Tengah menjadi kawasan ekonomi khusus berbasis kawasan industri.

“Pasalnya, kontribusi Jawa Tengah terhadap ekonomi nasional saat ini masih sekitar 9,7 persen atau di bawah Jawa Barat sebesar 27 persen dan Jawa Timur yang mencapai 18 persen,” ujar Airlangga.‎

Dia meyakini kehadiran Kawasan Industri Kendal dapat membantu perekonomian lokal dan regional Jawa Tengah dengan menciptakan lapangan pekerjaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu juga akanmencetak pasar baru, dan mempersiapkan kota baru sebagai kutub aktivitas pendukung lainnya.

“Saat ini sudah ada 20 perusahaan berkomitmen berinvestasi di Kawasan Industri Kendal, yang terdiri dari investor Jepang, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Ke-20 perusahaan tersebut akan menyerap tenaga kerja sebanyak 4.035 orang dengan okupansi lahan 31 hektare dan nilai investasi sebesar Rp 4,3 triliun,” papar dia. (Dny/Gdn)