Liputan6.com, Jakarta - PT Inka tengah menjajaki sejumlah pasar di Asia Selatan, Asia Tenggara hingga Afrika untuk penjualan produk kereta api. Hal ini dilakukan perusahaan plat merah tersebut dalam rangka mengembangkan pasar ekspor.
Senior Manager Litbang dan ‎Rekayasa Inka, Adib Ardhian mengatakan, negara-negara yang tengah dijajaki oleh Inka antara lain Sri Lanka, Pakistan, Mesir dan Vietnam. Untuk Sri Lanka, Inka tengah menunggu hasil keputusan pemenang tender pengadaan kereta rel diesel (KRD) di negara tersebut.
"Kereta KRD tender dengan Srilanka Railway. Ini sebanyak 90 kereta berpenggerak‎. Itu posisi saat ini Inka pemenang terendah secara price, tapi dari teknikal kita belum ada keputusan akhir dari pihak sana," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Klaten, Jawa Tengah seperti ditulis Rabu (16/11/2016).
Advertisement
Kemudian untuk penjajakan ke Pakistan‎, Inka masih dihadapkan pada kendala dalam hal transfer of technology. Ini menjadi syarat dari Pakistan agar Inka bisa menjual keretanya ke negara tersebut.
Baca Juga
"Dengan Pakistan Railway, ada unsur transfer of technology, sehingga belum bisa prediksi kebutuhan mereka. Tetapi kita harus transfer produksi kita mulai dari teknologi sampai produknya agar mereka bisa bikin juga, ini agak berat," kata dia.
Untuk Mesir, dibutuhkan kereta dengan ‎teknologi yang canggih. Hal ini diakui Inka menjadi kendala karena masalah komponennya. Untuk mengatasi hal ini Inka menggandeng perusahaan lain seperti Bombardier Inc untuk pemenuhan komponen tersebut.
"Untuk Mesir ada kereta penggerak, lokomotif dn kereta penumpang. Beberapa perusahaan kita gandeng, ada beberapa komponen‎ yang sudah terbukti seperti Bombardier dan lain-lain karena teknologi mereka lebih lead. Kita harus gandeng mereka karena kita belum mampu. Tapi untuk kereta penumpang kita bisa," jelas dia.
Sementara untuk penjajakan ke Vietnam, tergolong lebih mudah. Hal ini karena negara tersebut hanya ingin memesan lokomotif dengan teknologi lama, yang jenisnya hampir sama dengan yang ada di Indonesia.
"Vietnam itu lokomotif, hampir sama dengan yang ada di sini. Mereka masih mau teknologi lama yaitu motor DC, karena mereka inginnya simpel dan sederhana," ungkap dia.
Selain untuk kereta, Inka juga men‎jajaki pasar Malaysia untuk penjualan sistem pendingin ruangan (AC) di dalam kereta. Hal tersebut karena saat ini perusahaan plat merah tersebut telah mampu mengembangkan komponen lain yang menjadi bagian dari kereta, seperti AC.
‎"Kita juga mulai penjajakan jualan ritel seperti AC. Karena kita sudah bisa bikin AC sendiri untuk railway, kita tawarkan ke Malaysia. Selain produk kereta, Inka kembangkan komponen-komponen keretanya, salah satunya AC. Dulu kita impor dari Jepang seperti Toshiba. Sekarang teknologinya sudah kita kuasai baik itu pasar internasional maupun pasar lokal," tandas dia. (Dny/Gdn)